Manila (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Filipina Manuel Roxas mundur dari kabinet, Jumat, untuk bertarung dalam pemilihan presiden 2016, yang dengan dukungan Presiden Benigno Aquino, ia diperkirakan bisa meraih kemenangan.

Aquino, anak lelaki pemimpin prodemokrasi yang juga mantan presiden, telah memimpin periode pertumbuhan ekonomi kuat serta melakukan gerakan melawan korupsi yang telah merongrong negara tersebut selama berdekade.

Aquino tidak bisa ikut bertarung untuk periode enam tahun kedua.

Para penanam modal yang masuk ke negara tersebut dalam beberapa tahun belakangan akan menyaksikan apakah Aquino, lewat pemilu Mei itu, akan digantikan oleh seseorang yang meneruskan kebijakan-kebijakannya yang telah menjadikan Filipina salah satu ekonomi paling pesat berkembang di Asia, atau oleh politisi yang membiarkan gaya lama tetap berjalan.

Roxas (58) merupakan mantan anggota kongres dan senator, serta merupakan bankir investasi lulusan AS yang memimpin kementerian dalam negeri selama hampir dua tahun.

Ia menjabat sebagai menteri transportasi selama setahun pada 2011-2012.

Ia merupakan cucu presiden pertama Filipina setelah perang. Ayahnya dan almarhum kakaknya juga politisi.

Sebagai kandidat pemerintah, ia akan mendapatkan sejumlah keuntungan terkait dana, peralatan serta pengeksposan.

Meski demikian, pencalonannya bisa terciderai oleh semakin frustrasinya masyarakat di ibu kota, Manila, akibat kemacetan lalu lintas, sistem perkeretaapian yang karut marut, serta layanan dasar yang buruk. Demikian laporan Reuters.

(Uu.S022/T008)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015