IHSG BEI ditutup menguat 29,90 poin atau 0,69 persen menjadi 4.390,37. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 7,01 poin (0,95 persen) menjadi 743,37.
"Sebagian pelaku pasar masih melakukan aksi wait and see menjelang rapat the Fed mengenai suku bunganya, namun masih ada beberapa pelaku pasar yang melakukan akumulasi, situasi itu membuat IHSG BEI menguat meski terbatas," ujar Head of Research PT OSO Securities Supriyadi di Jakarta, Senin.
Menurut dia, tetap melakukan transaksi merupakan salah satu langkah bijak yang dapat dilakukan investor, namun pelaku pasar juga harus tetap waspada di tengah perekonomian global yang cenderung menurun pada tahun ini.
"Pelaku pasar harus tetap cermat dalam mengamati fundamental emiten serta karakter suatu saham," katanya.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan bahwa pelaku pasar saham asing yang mulai melakukan aksi beli menjadi salah satu penopang IHSG BEI pada awal pekan ini (14/9).
"Dana asing mulai masuk ke pasar saham, jika terus berlanjut dan IHSG BEI dapat menembus level 4.433 poin maka kekuatan naik akan membesar ke depannya," katanya.
Ia juga mengatakan bahwa the Fed diharapkan dapat memberikan keputusan pasti mengenai rencana kenaikan suku bunganya agar pelaku pasar dapat menghitung risiko investasinya, dengan begitu gejolak di pasar saham dapat mereda.
Tercatat frekuensi transaksi mencapai 161.538 kali dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 2,50 miliar lembar saham senilai Rp2,36 triliun. Sebanyak 138 saham bergerak naik, 137 saham bergerak turun, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan sebanyak 97 saham.
Dari bursa regional, indeks Hang Seng menguat 57,53 poin (0,27 persen) ke level 21.561,90, indeks Nikkei turun 298,52 poin (1,63 persen) ke level 17.965,70, dan indeks Straits Times melemah 16,56 poin (0,57 persen) ke posisi 2.871,47.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015