Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf punya pengalaman menyedihkan saat menjalankan tugas negara sebagai anggota DPR RI.




Nurhayati yang merupakan politisi Partai Demokrat itu, terkapar dan tak bisa bangun. Bahkan, nyaris tak bisa bertemu dengan keluarganya. Peristiwa menyedihkan itu terjadi saat dirinya melakukan kunjungan kerja ke Perancis menghadiri sidang Organisation for Economic Cooperation Development (OECD).




Sebagaimana lazimnya, dalam kunjungan kerja baik dalam maupun luar negeri, anggota DPR RI diberikan masing-masing satu kamar.




"Saya mau bangun, tapi gak bisa sama sekali. Saya keracunan makanan, hampir mati saya," kata Nurhayati di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.




Karena tak ingin kejadian serupa terulang kembali, setiap kunjungan kerja ke luar negeri, dirinya selalu membawa salah seorang anaknya.




"Kemudian saya berfikir karena ini perjalanan panjang dan melelahkan apa salahnya saya ajak anak saya, biaya saya sendiri," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat itu.




Ia juga meminta masyarakat untuk paham kenapa anggota DPR RI mengajak keluarganya, bahkan anak-anak mereka. Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah kewajaran.




“Gak ada masalah ya, asal dibiayai sendiri, tidak biaya negara. Jadi jangan dibayangkan ngajak anak, terus anak kecil yang kita urusin. Mestinya terimaksaih sama bapak-bapak yang mau ajak istrinya, terimakasih sama anak-anak yang mau berkorban mendampingi orang tuanya.” ujarnya.




Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih terbuka dan tidak hanya bisa mengecam dengan apa yang dilakukan anggota DPR RI yang menjalankan tugas, baik di dalam maupun di luar negeri.




“Ini kan sebuah pengabdian, menjadi anggota ini sebuah pengabdian bukan untuk tempat mencari uang atau untuk mencari pekerjaan. Jadi saya minta masyarakat tidak lagi hanya bisa mengecam . Saya ingin budaya kita diubah, mari kita lebih apresiasi daripada mengecam,” demikian Nurhayati.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015