Beijing (ANTARA News) - Indonesia dan Tiongkok terus mendorong transaksi langsung rupiah dan yuan guna meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi kedua negara.

"Aktivitas perdagangan dan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok akan cukup besar serta luas, jadi lebih baik kita langsung bertransaksi langsung rupiah dan yuan (renminbi/RMB)," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno kepada Antara di Beijing, Rabu malam.

Usai menyaksikan penandatanganan kesepakatan pinjaman Bank Mandiri, BNI dan BRI dengan Bank Pembangunan Tiongkok (CDB), ia mengatakan peningkatan transaksi langsung menggunakan rupiah dan yuan juga ditujukan untuk melindungi rupiah dan yuan dari tekanan dolar AS.

Ketiga bank milik negara itu menandatangani kesepakatan pinjaman senilai total tiga miliar dolar AS dengan Bank Pembangunan Tiongkok (China Development Bank/CDB) guna membiayai proyek-proyek infrastruktur di Indonesia.

Penandatanganan kesepakatan pinjaman dilakukan oleh Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Direktur Utama BRI Asmawi Syam dan Direktur Utama BNI Ahmad Baiquni dengan Presiden Eksekutif CDB Zeng Zhijie disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Kepala Komisi Nasional Pembangunan dan Reformasi (National Development and Reform Committe/NDRC) Xu Shaoshi.

Pinjaman tiga miliar dolar AS tersebut merupakan tahap pertama dari keseluruhan komitmen pinjaman yang akan diberikan CDB sebesar 20 miliar dolar AS yang sudah disepakati antara Kementerian BUMN dan CDB dan NDRC.

"Ada pula pinjaman sebesar 10 miliar dolar AS untuk PLN," ungkap Rini.

Dari total pinjaman tiga miliar dolar AS tersebut, masing-masing bank yaitu Bank Mandiri, BRI dan BNI, menerima pinjaman satu miliar dolar AS dengan jangka waktu 10 tahun.

"Selain itu 30 persen dari dana pinjaman tersebut akan diterima dalam mata uang Renminbi (RMB). Ini merupakan tahap awal, untuk kedua negara mulai melakukan transaksi langsung menggunakan Rupiah dan RMB," katanya.

Terkait transaksi langsung dalam Rupiah dan RMB, Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan Mandiri telah mengajukan izin penggunaan RMB dalam transaksi serta kegiatan perbankan lainnya di Shanghai.

"Semoga akhir tahun ini kami sudah boleh menggunakan RMB, tidak lagi harus menggunakan dolar AS, sehingga keuntungan yang didapat juga lebih tinggi, terutama untuk melakukan layanan perbankan di Tiongkok," katanya.

Sementara Direktur BNI46 Achmad Baiquni mengatakan, "sebenarnya untuk transaksi menggunakan RMB, sudah dilakukan BNI46, dalam beberapa bentuk fasilitas yang diberikan kepada debitur."

"Ke depan, kita akan tawarkan lagi kepada para debitur yang memang membutuhkan RMB," katanya.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015