Arafah (ANTARA News) - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meninjau tenda jemaah calon haji menjelang wukuf (puncak haji) untuk mengetahui kondisi dan layanan kepada mereka selama berada di Arafah.

"Alhamdulillah saya mendapat pengakuan dari jemaah, mereka bisa menerima kondisi di Arafah, meskipun mesti ada beberapa yang jadi perhatian," katanya usai berkunjung ke tenda Maktab 13 dan 14 yang antara lain dihuni jemaah dari Surabaya, Lampung, Nusa Tenggara Barat.

Ia menyebut jemaah merasa terlayani dengan baik, terutama terkait pasokan air minum, di mana jemaah mendapat minimal tiga botol berkapasitas masing-masing 330 ml untuk sekali makan dan minum.

Selain itu, kata dia, katering dan pasokan air mandi pun dinilai jemaah cukup memadai.

"Ada yang menjadi perhatian kami yaitu ada tenda yang lampunya mati, dan ada yang -water cooler-nya tidak berfungsi," ungkap Lukman.

Hal itu akan menjadi perhatian Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk bahan evaluasi kepada Muasassah.

Pada bagian lain, Lukman juga mengakui semalam angin kencang telah menyebabkan sejumlah tenda di Maktab 8 roboh.

Namun, hal itu kata dia, telah diatasi dengan memberi tenda alternatif kepada jamaah yang tendanya roboh untuk bermalam di tenda Muassasah yang kondisinya lebih baik.

Selain itu, sebagian dari mereka ditampung di mushalla maktab dan tenda pengendali maktab di Maktab 8.

Lukman mengatakan jemaah tidak perlu khawatir angin kencang akan kembali melanda Arafah pada puncak wukuf, karena Insya-Allah, kondisi cuaca siang hari di Arafah, stabil.

"Kami berharap semua jemaah berada di tenda pada saat wukuf. Di saat itulah doa-doa kita mustajab, doa untuk keselamatan diri, bangsa dan negara," ujar Lukman.

Selain meninjau fasilitas haji reguler, Lukman juga mengunjungi fasilitas haji khusus. Tahun ini Indonesia mengirim 155.200 jemaah haji reguler dan 13.600 haji khusus.

Sementara itu Haryati, jamaah asal Bima mengaku cukup senang bisa berada di Arafah dan menilai pelayanan cukup bagus.

"Alhamdulillah bisa tidur dengan nyenyak. Hanya saya saran agar makanan jangan terlalu kering, semalam dapat ikan asin dan kentang kering," imbuhnya.

Sedangkan salah seorang jemaah haji khusus Nur Qomariah dari Surabaya mengaku harus membayar 8.500 dolar AS atau sekitar Rp110,5 juta dengan asumsi kurs Rp13.000 per dolar.

Pewarta: Risbiani Fardanih
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015