Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mengapresiasi ekspansi yang dilakukan produsen serat rayon PT Indo Bharat Rayon senilai 60 juta dollar AS dengan menambah satu lini produksi baru.

"Peran industri hulu garmen seperti ini perlu dipertahankan. Karena, kalau kita tidak punya industri hulu garmen di dalam negeri, kita akan tergantung dengan luar," kata Dirjen Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kemenperin Harjanto di Jakarta, Selasa.

Harjanto mengatakan, pihak Indo Bharat Rayon sempat meminta perlindungan, khususnya untuk barang-barang murah asal Tiongkok yang dijual di Indonesia berdasarkan laporan Komite Anti Dumping Indonesia (Kadi).

Dalam hal ini, Harjanto menyampaikan bahwa Kemenperin akan mendukung keputusan Kadi soal tindak lanjut anti dumping tersebut.

"Kami dukung yang diputuskan Kadi, karena ini kan industri hulu, kalau kuat kan akan mendukung industri hilirnya," ujar Harjanto.

Selain itu, tambah Harjanto, perusahaan asal India tersebut juga mengaku sulit untuk menembus pasar Turki dan Brazil, sehingga Harjanto minta perusahaan melaporkannya kepada Kemenperin untuk ditindaklanjuti.

"Kami minta mereka laporkanke kami, nanti ditangani sesuai dengan ketentuan World Trade Organization (WTO) yang ada," kata Harjanto.

Diketahui, satu lini produksi baru Indo Bharat Rayon tersebut akan menambah kapasitas produksi yang ada di Purwokerto, Jawa Tengah.

Dengan penambahan lini baru tersebut, kapasitas produksi viscose staple fiber di pabrik tersebut akan menjadi 578 ton per hari atau 210 ribu ton per tahun.

Dari 70 persen hasil produksi tersebut akan memenuhi kebutuhan pasar domestik, sementara sisanya akan memenuhi pasar ekspor.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015