Jakarta (ANTARA News) - Greenpeace, jaringan masyarakat peduli lingkungan hidup global, mendesak Pemerintah RI guna segera melakukan langkah nyata dalam menanggulangi perubahan iklim secara bekerjasama dengan negara-negara berkembang lainnya.
"Indonesia merupakan salah satu negara yang paling berisiko terkena perubahan dampak iklim. Oleh karena itu pemerintah harus mengambil tindakan tegas mengenai isu ini," kata Direktur Eksekutif Greenpeace Asia Tenggara, Emmy Hafild, di Jakarta, Jumat.
Hal itu, katanya, dapat dilakukan dengan mengurangi sebanyak mungkin penggunaan bahan bakar fosil serta praktik penebangan yang merusak.
Oleh karena itu, Indonesia harus berkomitmen tinggi untuk menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir atau batu bara.
Sebaliknya, Pemerintah RI harus mengembangkan sumber energi terbarukan. "Kami yakin masih ada waktu untuk bertindak," kata mantan Ketua Umum Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) tersebut.
Dengan mengutip data Greenpeace, Emmy mengatakan, masih ada kesempatan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca global hingga 50 persen pada 2050.
Hal itu, katanya, dapat dilakukan melalui pengembangan energi terbarukan dan efisiensi energi.
Desakan Greenpeace itu disampaikan dalam rangkaian kampanye Energi Bersih di Indonesia. Kampanye itu diawali dengan pembukaan pameran bertajuk "Clean Energy (R)evolution" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Rencananya, pameran yang menyajikan sejumlah foto dan artikel tentang dampak energi kotor itu akan digelar di sejumlah kota lainnya, seperti Bandung, Semarang, Jepara, Surabaya, dan Denpasar selama enam bulan mendatang. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007