Jakarta (ANTARA News) - Keterbatasan ekonomi tak membuat Heni Fatimah (15) menyurutkan cita-citanya yang besar dan mulia yakni ingin menjadi penceramah kondang sehingga akhirnya mimpinya terwujud.

"Orang tua saya cuma tukang reparasi perahu-perahu nelayan yang rusak. Jadi sulit untuk membiayai saya sekolah lebih tinggi lagi," ujar Heni di Jakarta, Rabu,

Keterbatasan ekonomi orang tuanya membuat dirinya tidak bisa terlalu banyak menuntut untuk bisa mewujudkan impiannya.

Untuk bisa menyekolahkan dirinya hingga ke jenjang tsanawiyah (setingkat SMP) saja, orang tuanya terpaksa harus menitipkan Heni ke tempat saudaranya di Purwakarta.

Akan tetapi, setelah itu tidak mungkin dia terus berharap dari bantuan saudara ayahnya untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi.

Dia mengaku terus berdoa agar tetap bisa melanjutkan sekolah sehingga bisa mewujudkan impiannya untuk menjadi penceramah kondang.

"Penceramah adalah profesi yang sangat mulia karena bisa memperbaiki akhlak manusia yang sudah semakin jauh dari tuntunan agama," jelas dia.

Rupanya doa Heni didengar oleh Yang Maha Kuasa. Tiba-tiba dirinya ditawarkan untuk menempuh pendidikan di pondok pesantren secara gratis oleh pihak Pluit City Peduli dibawah Yayasan Agung Podomoro Land (YAPL).

Tanpa pikir panjang kesempatan tersebut langsung diambilnya sehingga saat ini Heni tercatat sebagai salah satu dari 250 santri dan santriwati di Pesantren An-Nurullah, Cisoka, Tangerang.

Dia berharap setelah selesai menempuh pendidikan di pesantren ini dirinya telah memiliki cukup bekal untuk menjadi penceramah kondang.

Heni sendiri mengaku sangat bersyukur diberi kesempatan untuk memperdalam ilmu agama di pesantren ini. Para pengajarnya memiliki ilmu yang cukup mumpuni untuk membimbing para santrinya menjadi tokoh agama yang andal.

"Apalagi pemilik pesantren Abah H Noer Indradjaja sangat perhatian kepada kami para santri dan santriwatinya," cetus dia.

Sementara itu Humas Pluit City, Pramono, mengatakan, pihaknya memang memiliki program tanggung jawab sosial berupa bantuan pendidikan, sarana olah raga,kesehatan, lingkungan, sosial budaya, serta keagamaan bagi warga Muara Angke. Apa yang didapatkan Heni merupakan bagian dari "CSR" bidang pendidikan.

"Kami membuka kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak-anak nelayan di Muara Angke yang ingin menempuh pendidikan termasuk ke pesantren-pesantren," tukas Pramono.

(I025/A011)

Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015