Proyeksi itu tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) BEI 2016. Proyeksi itu juga mempertimbangkan beberapa asumsi indikator makro ekonomi pada 2016 mendatang,"
Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia memproyeksikan memperoleh total pendapatan sebesar Rp888,51 miliar atau meningkat sekitar 19,04 persen dibandingkan pencapaian pada tahun 2015 senilai Rp746,41 miliar.

"Proyeksi itu tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) BEI 2016. Proyeksi itu juga mempertimbangkan beberapa asumsi indikator makro ekonomi pada 2016 mendatang," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan bahwa peningkatan pendapatan BEI itu salah satunya ditopang dari kenaikan pos pendapatan usaha sebesar 12,30 persen menjadi Rp795,99 miliar. Selain itu, diproyeksikan biaya usaha BEI pada 2016 sebesar Rp774,80 miliar (termasuk biaya pungutan OJK dengan asumsi 15 persen dari total pendapatan 2016) sehingga laba sebelum pajak menjadi Rp113,70 miliar.

"Setelah dikurangi estimasi beban pajak maka perkiraan nilai laba bersih BEI di 2016 sebesar Rp81,29 miliar," paparnya.

Ia juga memproyeksikan total aset BEI pada 2016 sebesar Rp2,08 triliun atau naik 4,77 persen dari RKAT 2015-revisi yang berjumlah Rp1,98 triliun. Adapun Saldo Akhir kas dan setara kas termasuk investasi jangka pendek pada 2016 diproyeksikan mencapai Rp1,21 triliun.

Terkait asumsi makro ekonomi 2016 yang ditetapkan dalam RKAT BEI, Tito Sulistio memaparkan pertumbuhan ekonomi 2016 diasumsikan berada pada kisaran 5,3 persen, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) di level 7,5 persen, laju inflasi di kisaran empat persen plus minus satu persen, dan suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan di kisaran 5,5 persen.

Selain itu, lanjut dia, suku bunga deposito di tahun depan sebesar 7,65 persen berdasarkan data suku bunga rata-rata deposito rupiah pada bank umum dalam jangka waktu satu bulan, serta rata-rata nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp13.900 per dolar AS.

"Pelaksanaan paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan diperkirakan berjalan efektif di 2016," ucapnya.

Sementara itu, Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menilai paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah cukup positif bagi ekonomi domestik, diharapkan mampu menghadapi perlambatan ekonomi global.

"Dampak dikeluarkan paket kebijakan ekonomi itu juga telah memberikan dukungan bagi stabilitas rupiah terhadap dolar AS yang sebelumnya sempat membuat pelaku pasar keuangan khawatir," katanya.

Tercatat, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak menguat sebesar 112 poin menjadi Rp13.508 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.620 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015