Jakarta (ANTARA News) - Keberadaan ojek online rupanya masih dinilai sebagai ancaman oleh sejumlah pengendara ojek pangkalan. Nyatanya kasus kekerasan atau ancaman masih saja terjadi pada para pengemudi ojek online.

Salah satunya adalah insiden yang dialami pengendara Grabbike berinisial AD yang nyaris dipukuli sejumlah orang yang diduga sebagai pengendara ojek pangkalan di daerah Senayan, Jakarta Selatan.

"Saat itu kejadiannya sekitar pukul 21.00 WIB, saya order Grabbike setelah liputan Indocomtech di Balai Sidang, JCC untuk kembali ke kos di kawasan Kebon Sirih. Tak lama setelah order, ojek saya tiba tapi kemudian ada seseorang yang sepertinya ojek pangkalan menghampiri kami," kata penumpang ojek AD yang merupakan wartawan sebuah media online, Arindra (24) pada Antara News di Jakarta, Jumat malam.

Arindra mengatakan, AD memang berhenti tepat di hadapan tulisan ojek pangkalan di daerah tersebut yang dekat dengan pintu masuk JCC.

"Mas AD tidak sengaja berhenti di depan tanda tulisan ojek pangkalan, tapi itu juga bukan sengaja karena itu di dekat dengan pintu keluar JCC. Lalu ada yang menghampiri kami, badannya tinggi besar, saya pikir awalnya dia polisi atau satpam di sekitar situ, lalu dia melarang Mas AD berhenti di dekat tulisan ojek pangkalan, nada dia masih sopan saat itu," kata Arindra.

Kemudian, datanglah orang kedua yang tiba-tiba mengambil paksa kunci motor AD. Arindra mengatakan dirinya sempat membela AD dan bersitegang dengan ketiga orang berbadan besar yang mengancam ojek online pesanannya. Namun dirinya malah mendapat perlakuan kasar dan ancaman.

"Ini pangkalan ojek! Jangan menunggu di sini!. Kamu jangan mengadu domba!" Kata Arindra menirukan ancaman pada pengendara ojek online pesanannya. "Padahal Mas AD tidak menunggu, wong saya sudah mau naik motor dia saat itu."

Kemudian, datang orang ketiga yang mengatakan mereka tidak takut jika dilaporkan atas ancaman yang mereka lakukan.

"Saya kemudian dipaksa untuk membatalkan pemesanan. Saya memenuhi permintaan mereka untuk cancel order. Saya pun berjalan agak jauh dan menghubungi Mas AD untuk kembali bertemu di tempat yang agak jauh. Setelah bertemu saya memesan kembali ojek Mas AD melalui aplikasi Grabbike," kata Arindra.

Arindra mengaku dirinya sempat trauma dan takut namun tidak kapok untuk memesan ojek online.

"Saat itu saya gemetar marah campur takut. Saya takut kalau ojek pesanan saya digebukin. Tapi saya tidak kapok pakai ojek online karena itu memang solusi mudah dan murah untuk transportasi di Jakarta saat ini. Mungkin nanti saya akan lebih berhati-hati lagi kalau pesan ojek di dekat ojek pangkalan. Saya juga mengimbau supaya siapapun yang ke acara JAS atau Indocomtech di JCC agar pesan ojek online agak jauh dari ojek pangkalan," kata Arindra.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015