Roma (ANTARA News) - Hakim Roma, Rabu, memerintahkan satu tentara Amerika Serikat diadili dengan tuduhan pembunuhan atas penembak-matian seorang intel Italia di Irak pada 2005 saat ia mengawal seorang sandera baru bebas, kata jaksa.
Mario Lozano dari Resimen Infanteri ke-69 Angkatan Darat Amerika Serikat dituduh dengan kemauan sendiri menembak Nicola Calipari di pos pemeriksaan dekat bandar udara Bagdad.
Dia hampir pasti diadili tanpa kehadiran, karena balatentara Amerika Serikat tidak menyebut tempatnya ke Italia.
Lozano seperti dilaporkan Reuters juga dikenai dua tuduhan mencoba membunuh, yakni satu terhadap agen lain Italia, yang mengemudikan kendaraan, dan satu lagi terhadap sandera terbebas Italia, yang mereka lindungi.
Calipari menjadi pahlawan bangsa di Italia, karena mengamankan pembebasan wartawan sayap kiri terculik Giuliana Sgrena.
Ia tewas akibat melindunginya dari rentetan tembakan di pos pemeriksaan Amerika Serikat.
Jandanya Rosa, sekarang anggota Senat Italia, dalam pemeriksaan di pengadilan kejahatan menyatakan "puas" pada keputusan hakim Sante Spinaci, tapi menambahkan, "Ini langkah pertama dalam alur panjang. Saya harap kami ahirnya mendapatkan keadilan."
Wartawan terbebas Sgrena mengatakan kepada wartawan, "Kami tidak mau menjadikan Mario Lozano kambing hitam, tapi kami ingin menemukan yang bertanggung jawab dan mendapatkan keadilan."
Pengadilan tersebut akan dimulai 17 April, kata jaksa Alessandra Bruni dan Pietro Saviotti.
Penembakan Calipari memicu kemarahan di Italia dan menambah ketaktenaran keputusan perdana menteri saat itu, Silvio Berlusconi, untuk mendukung Amerika Serikat di Irak.
Dia ahirnya memutuskan menarik tentara Italia dari Irak.
Rosa Calipari mencela Washington atas pembebasan Lozano dan pemerintah Berlusconi atas persetujuan bahwa penembakan itu kecelakaan. Tapi, Roma mencela balatentara Amerika Serikat atas penempatan tentara tak berpengalaman di perintang jalan kurang baik.
Pengacara Italia Lozano Fabrizio Cardinali menyatakan keputusan itu mengherankannya. "Dia (Lozano) menjalankan tugas, yang tidak dipertimbangkan terkait oleh hakim."
Suratkabar Inggris hari Selasa melansir salinan, yang disebutnya rekaman video kokpit pesawat tempur Amerika Serikat di tengah pemeriksaan atas "salah tembak" di Irak, yang menewaskan satu tentara Inggris.
Kementerian pertahanan dalam pernyataannya mengatakan, salinan video itu dipakai sebagai bukti untuk penyelidikan oleh badan pemeriksa tentara Inggris.
"The Sun", koran terlaris Inggris, menyatakan rekaman itu menampakkan pilot pesawat itu, yang menyadari mereka menghantam iringan kendaraan lapis baja Inggris, mengatakan, "Sialan" dan "Kita dipenjara, kawan".
Kopral Matty Hull terbunuh di dekat kota Basra, Irak selatan, Maret 2003 sesudah dua penghancur tank Amerika Serikat A-10 dua kali menembak iringan Inggris tersebut.
Penyelidikan atas kematian Hull ditangguhkan pekan lalu sesudah penyelidik menyatakan tidak memunyai pilihan selain menangguhkan putusannya sampai rekaman kejadian itu diberikan oleh pemerintah.
Jerman ahir Januari memerintahkan penahanan 13 orang di belakang penculikan laki-laki Jerman kelahiran Libanon.
Kejaksaan Munchen, Jerman selatan, dalam pernyataannya menyebutkan pengadilan administratif sudah mengeluarkan surat perintah penahanan terhadap mereka, yang diyakini menjadi agen dinas rahasia Amerika Serikat CIA atas dugaan penculikan dan perlakuan memilukan.
Pihak berwenang Jerman menyelidiki tuduhan Khaled Masri bahwa dia diculik agen Amerika Serikat di ibukota Masedonia, Skopje, pada malam Tahun Baru 2003 dan diterbangkan ke penjara di Afganistan untuk diperiksa sebelum dilepaskan lima bulan kemudian di Albania.
Masri (43 tahun), penjual mobil sedang menganggur, mengatakan dibius, ditanyai dan disiksa selama di penjara.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007