Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT Indonesia Power Abimanyu Suyoso mengatakan rencana penawaran saham perdana ke masyarakat harus menunggu penyelesaian piutang ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Kita sudah melakukan kajian, dan IPO ini tergantung dari pemegang saham, namun kita sudah siap melakukan IPO tinggal menunggu piutang di PLN diselesaikan. Jumlahnya kalau tidak salah Rp15 triliun," katanya usai acara persemian PLTU Priok Unit 3 dan 4 oleh Meneg BUMN Sugiharto, di Jakarta, Sabtu. Ia mengatakan, penyelesaian piutang ke PT PLN itu akan melalui mekanisme-mekanisme seperti misalnya equity PT PLN dijadikan pinjaman. Lebih lanjut Abimanyu mengatakan berdasarkan kajian yang sudah dilakukan, selain IPO, pihaknya juga melihat kemungkinan rencana menerbitkan obligasi atau melakukan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dana dalam pengembangan usahanya. "Makanya sedang dipikirkan jalan terbaik apakah dengan IPO, obligasi atau pinjaman," katanya. Ditanya kapan rencana penerbitan obligasi itu, Abimanyu mengatakan tergantung dari besarnya proyek yang akan diperoleh PT IP dari proyek pembangkit listrik 10.000 MW yang saat ini tendernya sedang dilakukan oleh PLN. Menteri Negara BUMN Sugiharto pun mengatakan untuk masalah rencana IPO dari PT IP, hal penting yang harus diselesaikan terlebih dahulu adalah bagaimana merestrukturisasi bisnisnya terutama hubungannya dengan PT PLN. "Hubungan antara Indonesia Power dengan PLN harus disinkronisasi dan diharmonisasi, khususnya melalui cashflow karena ada tagihan yang cukup besar dari Indonesia Power ke PLN yang harus diselesaikan dulu sebelum melepas sahamnya ke pasar," katanya. Oleh karena itu, Sugiharto mengatakan untuk sementara waktu ini, PT IP lebih baik menerbitkan obligasi daripada IPO. "Artinya dari Indonesia Power itu saat ini bisa saja menerbitkan `instrumen utang seperti obligasi dan lainnya. Ini kan juga untuk kepentingan publik, karena dengan adanya debt instrument itu akan adanya governance practice karena itu menjadi public debt," katanya. Namun demikian Sugiharto tidak menyangsikan kesiapan dari PT IP untuk melakukan IPO walaupun dari daftar 15 BUMN yang sudah disetujui oleh Komite Privatisasi, PT IP belum dimasukkan. "Jadi ini sedang dikaji secara komprehensif tapi pada dasarnya teman-teman di Indonesia Power sesungguhnya sudah siap," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007