Pemerintah menyatakan komitmennya untuk tidak hanya membangun Bandara Kulonprogo, namun juga akses menuju Bandara. Saat ini yang kami rencanakan adalah jalan raya, dan kereta api,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Rapat koordinasi triwulanan antara pemerintah pusat, daerah dan Bank Indonesia, Jumat menyimpulkan salah satu komitmen pemerintah untuk turut membangun sarana transportasi multimoda untuk akses ke Bandara Internasional Kulonprogo, D.I Yogyakarta.

"Pemerintah menyatakan komitmennya untuk tidak hanya membangun Bandara Kulonprogo, namun juga akses menuju Bandara. Saat ini yang kami rencanakan adalah jalan raya, dan kereta api," kata Gubernur BI Agus Martowardojo dalam jumpa pers mengenai hasil rapat tersebut, di Yogyakarta, Jumat.

Rapat tersebut juga dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agraria dan Tata Ruang Fery Mursyidan Baldan, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Gubernur D.I Yogyakarta Sultan Hamengkubowono X, serta pimpinan dari eselon I yang mewakili Kementerian BUMN dan Kementerian Pariwisata.

Agus menilai akses pendukung menuju Bandara Kulonprogo sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan potensi konektivitas dan manfaat ekonomi di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Selain jalan raya, dan kereta api, kata Agus, pemerintah juga berjanji untuk mempercepat pembebasan lahan Jalur Jalan Lintas Selatan Jawa.

Sarana pendukung serta pembangunan Bandara Kulonprogo, menurut Agus, akan mengatasi kendala akses ke Propinsi Yogyakarta, sebagai salah satu destinasi wisata utama yang telah dicanangkan pemerintah beberapa waktu lalu.

Menurut kajian BI, pemerintah perlu mengoptimalkan potensi pariwisata dan industri untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa. Namun, kata Agus, hal tersebut harus tetap beriringan dengan pengembangan kawasan industri dan pariwisata di wilayah luar Jawa, agar pemerataan ekonomi tercipta.

Jika potensi industri dan pariwisata dapat mulai digarap maksimal sejak saat ini, menurut dia, pertumbuhan ekonomi di Jawa pada 2016 bisa mencapai 5,49 persen. Adapun pada triwulan III, pertumbuhan ekonomi Jawa sebesar 5,39 persen secara tahunan (yoy).

Di kesempatan yang sama, Menteri PU-PR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya sedang mempercepat pembangunan untuk jalur jalan lintas selatan jawa.

Selain itu, untuk akses pendukung dari Bandara Kulonprogo ke Yogyakarta, kata dia, akan terdapat empat lajur dengan trase yang berbeda.

"Akses ini menjadi sangat penting, karena Yogyakarta sebagai wisata utama dalam 10 fokus destinasi wisata yang akan dikembangkan pemerintah," ujarnya.

Sementara untuk pembangunan Bandara Kulonprogo, Gubernur D.I.Y mengatakan pada Senin (16/11), tim Badan Pertanahan Nasional Yogyakarta akan melakukan pengukuran dan pendataan tanah.

Pembebasan tanah untuk Bandara Kulonprogo ditargetkan rampung pada Juni 2016. Selanjutnya, dilakukan pembangunan fisik yang diperkirakan memakan waktu hingga tiga tahun atau pada 2019.

Seperti diberitakan sebelumnya, biaya pembangunan Bandara Kulonprogo diperkirakan sebesar Rp7 triliun. Kapasitas Bandara Kulonprogo didesain untuk dapat menampung 50 juta penumpang setiap tahun.

Provinsi Yogyakarta sebenarnya memiliki Bandara Adi Sutjipto yang hingga saat ini masih beroperasi. Namun, bandara tersebut melayani 3,5 juta penumpang per tahun. Padahal, kapasitas bandara hanya 1,5 juta penumpang.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015