Bandung (ANTARA News) - Investor asing seperti Tiongkok, Turki dan Jerman tertarik dalam pembangunan sisi darat Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, yang proses ground breakingnya akan dilaksanakan pada Desember 2015.

"Untuk rencana joint venture dengan Angkasa Pura II hingga saat ini masih dalam proses namun belum ada titik terang. Disisi lain, banyak operator bandara lain yang juga berminat terhadap BIJB seperti dari China, Turki dan Jerman," kata Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra, di Bandung, Minggu.

Ia menuturkan karena rencana joint venture dengan PT Angkasa Pura II (Persero) belum ada titik terang maka pihaknya lebih memilih untuk melakukan lelang mitra strategis yang akan berlangsung pada Ferbruari 2016 mendatang.

"Lelang tersebut dapat diikuti operator dari dalam negeri maupun asing. Kami akan mengundang dan menentukan pemenang dari lelang mitra strategis, jadi biar ketahuan pihak yang serius sehingga bisa terus jalan," kata dia.

Menurut dia, berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009, operator asing boleh ikut dalam lelang ini dan pihaknya juga telah mengkonsultasikan hal ini dengan Kementerian Perhubungan.

Sesuai aturan yang berlaku, kata dia, maka investor asing boleh punya saham maksimum sebesar 49 persen dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menginstruksikan agar saham asing diberikan alokasi minimal 40 persen.

"Undang-undang memperbolehkan, kita juga sudah audiensi dengan Pak Menteri dan engga ada masalah," kata dia Virda.

Ia mengatakan dalam lelang tersebut pihaknya mencari mitra strategis selain PT Angkasa Pura II karena pada awalnya BUMN tersebut mendapat opsi pertama dengan pertimbangan sharing market dari Bandara Husein Sastratnegara Bandung ke BIJB Majalengka.

Akan tetapi seiring berjalannya waktu, rencana joint venture antara PT BIJB dengan PT Angkasa Pura berujung kebuntuan meski PT BIJB sudah memberikan cukup waktu pertimbangan kepada AP II.

"Kalau sekarang sudah habis, sudah beberapa kali diundur undur," katanya.

Sementara itu, Sekda Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan pihaknya terus melakukan evaluasi demi mendorong percepatan pembangunan Bandara Kertajati dan nilai kebutuhan pembangunan Tahap Pertama mencapai Rp1,8 triliun.

"Dan selain rencana jv (joint venture) dengan AP (Angkasa Pura) II yang masih berproses kami juga sedang mencari sejumlah alternatif pendanaan dengan mencari investor lainnya," kata Iwa.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015