Antalya, Turki  (ANTARA News) - Para pemimpin dunia meningkatkan kewaspadaannya menyangkut meningkatnya gerakan internasional "petempur teroris asing". Pernyataan ini tercantum dalam draft pernyataan bersama, Minggu waktu setempat, pada KTT di Turki setelah serangan teror ke Paris yang diklaim dilakukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Para kepala 20 perekonomian puncak dunia mengatakan mereka akan berbagi informasi intelijen, menjejak penyeberangan (manusia) lintas batas dan memperketat keamanan penerbangan untuk mencegah perjalanan internasional para teroris, tanpa menyebut nama ISIS atau ancaman khusus lainnya.

"Kami prihatin atas kian akut dan meningkatnya aliran petempur teroris asing dan ancaman darinya terhadap semua negara," kata para pemimpin G20 dalam draft pernyataan bersama seperti terlihat AFP, sehari menjelang adopsi resmi pada KTT di kota Antalya yang menghadapi Laut Tengah itu.

"Kami sungguh-sungguh mengatasi ancaman ini," kata mereka.

Para pemimpin G20 bertekad menangkal ekstremisme kekerasan, rekrutmen kekerasan dan mencegah teroris mengeksploitasi teknologi, termasuk Internet.

"Dorongan langsung atau tidak langsung terorisme, hasutan untuk aksi-aksi teroris dan pemujaan kekerasan harus dicegah," sambung mereka.

Penemuan sebuah paspor Suriah dekat jenazah salah seorang penyerang Paris telah meningkatkan kekhawatiran bahwa beberapa penyerang mungkin telah memasuki Eropa sebagai bagian dari banjir manusia ke benua itu dari orang-orang yang terusir akibat perang saudara di Suriah.

Pihak berwenang Yunani dan Serbia telah membenarkan bahwa paspor itu milik seorang pria yang terdaftar sebagai pengungsi Oktober silam di Pulau Leros dan dia mengajukan suaka di Serbia beberapa hari kemudian.

Kini diketahui bahwa tiga dari pelaku bom bunuh diri adalah berkebangsaan Prancis, namun dua dari ketiga orang itu tinggal di Brussels, Belgia, demikian AFP.



Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015