Brussels/Paris (ANTARA News) - Polisi Prancis sudah tiga kali memiliki kesempatan untuk menangkap tersangka serangan teror di Paris asal Belgia Salah Abdesalam dan setiap kali itu pula mereka melepaskannya, kata pengacara pengendara mobil yang membawa tersangka Salah Abdesalam.

Bahkan, kata pengacara itu, polisi Prancis gagal menangkap sinyal yang telah merumitkan upaya menjejak mereka yang berada di balik serangan teror yang sudah menewaskan 129 orang itu.

Pada malam serangan di Paris itu terjadi, polisi Prancis gagal menangkap si Belgia Salah Abdesalam, yang diyakini menjadi pemeran utama baik dalam perencanaan dan eksekusi serangan Paris, kendati politi sempat tiga kali menghentikan mobil yang ditumpangi Abdesalam dalam perburuan teroris besar-besaran, kata Xavier Carette, sang pengacara.

Polisi Prancis tampaknya tidak tahu apa-apa soal penumpang mobil itu yang kemudian diidentifikasi memiliki kaitan dengan serangan di Paris itu.

Berbicara kepada stasiun televisi Belgia RTBF, Carette mengatakan bahwa kliennya, Mohammed Amri, tidak punya kecurigaan sedikit pun menakala temannya, Abdesalam (26), menghubunginya dua jam setelah serangan teror itu untuk berkendara ke Brussels dengan alasan mobil kepunyaannya lagi rusak.

Amri sudah ditahan, tetapi Abdesalam masih buron.

"Anda tahu, ketika Anda dalam perjalanan berkendara, Anda bisa berbicara ngalor-ngidul sambil mendengarkan musik, atau sambil merokok bersama, namun saat itu tidak, mereka sama sekali tak membicarakan hal itu (pembantaian Paris)," kata Carette.

Dia mengatakan kedua orang Arab ini sempat dihentikan polisi.

Para penyidik Prancis telah mengidentifikasi lima dari tujuh penyerang yang sudah mati. Empat orang adalah warga Prancis, dan seorang lagi punya catatan sidik jari di Yunani sebagai pungungsi bulan lalu.

Abdesalam adalah salah seorang dari dua orang yang diyakini polisi terlibat langsung dan kabur menyelamatkan diri. Sebelumnya Prancis menyebut aktor utamanya satu orang, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015