Roma/Stockholm (ANTARA News) - Polisi Italia dan Swedia memburu para tersangka militan sekaligus meningkatkan pengamanan di sekitar gedung-gedung publik setelah menerima laporan bahwa ada rencana serangan ke negeri mereka menyusul serangan teror di Paris pekan lalu.

Polisi Swedia menangkap seorang tersangka yang merencanakan serangan dan menyatakan investigasi berlanjut. Tingkat penilaian ancaman itu sudah berada pada tingkat paling tinggi yang berarti orang dengan probabilitas tinggi memiliki niat dan kemampuan untuk melancarkan serangan.

Menteri luar negeri Italia menyatakan serangan kemungkinan ditujukan ke Basilika Santo Petrus di Roma atau katedral atau Teater La Scala di Milan. Di Stockholm, polisi meningkatkan kehadirannya di sekitar gedung parlemen dan stasiun-stasiun utama kereta api.

Kedua negara berada dalam tingkat waspada yang tinggi dalam berjaga menghadapi kemungkinan serangan apa saja.

Operator kereta bawah tanah Roma untuk sementara menutup jalur kereta atau dalam tiga kali kesempatan selama sehari akibat paket-paket mencurigakan yang semuanya ternyata tak terbukti.

Pihak berwenang kota Milan menyatakan setelah bertemu dengan para pejabat polisi bahwa tidak ada bukti spesifik mengenai bahaya mendesak ke kota Milan, namun langkah-langkah pengamanan tetap pada level maksimum.

Sedangkan polisi Swedia menahan Mutar Muthanna Majid setelah menyebarkan foto seorang pria muda berjenggot dan tersenyum mengenakan pakaian hitam.

Media lokal melaporkan bahwa dia ditangkap di pusat pengungsi, namun polisi menolak mengomentarinya. Tabloid Expressen menyebut Majid anggota ISIS.

Dia juga disebut bagian dari kelompok besar yang sedang menuju atau bahkan sudah berada di Swedia.

Polisi meningkatkan kehadirannya di mana-mana dan lokasi-lokasi strategis di seluruh negeri, termasuk gedung-gedung pemerintah, kedubes-kedubes asing dan kantor media massa.

Beberapa tahun terakhir ini, Swedia berpartisipasi dalam misi NATO di Afghanistan dan melatih pasukan Kurdi di Irak, yang telah mengubah citra Swedia sebagai negara netral.

Di Roma, Menteri Luar Negeri Paolo Gentiloni mengatakan pasukan keamanan bekerja untuk mengidentifikasi lima orang tersangka perencana serangan.

Kedubes AS di Roma berpesan kepada warga negara AS bahwa situs-situs pariwisata besar, gereja-gereja, sinagog-sinagog, restoran-restoran, teater-teater dan hotel-hotel di dua kota besar Italia kemungkinan menjadi target serangan.

Gentiloni mengatakan Italia siap membantu "saudara-saudara Prancis" dalam perang melawan ISIS namun menolak pengiriman tentara Barat ke Suriah.

"Tidak ada yang menginjakkan sepatunya di tanah di Suriah, tidak (Presiden Prancis Francois) Hollande, tidak Obama, tidak pula kami," kata dia.

Seperti kebanyakan Eropa, Italia enggan bergabung dengan Prancis dan Amerika Serikat untuk melancarkan serangan udara ke Suriah, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015