Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berusaha memperkuat kolaborasi antara akademisi, pengusaha, dan pemerintah atau "academic, business, and government" menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN melalui pelaksanaan Innovation Business Gathering 2015.

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe di Jakarta, Selasa, mengatakan kegiatan tersebut diadakan pada 14 sampai 16 Desember 2015 di Auditorium Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta.

"Kami harus mengembangkan sumber daya manusia dan inovasi teknologi untuk mendorong perekonomian nasional yang memiliki daya saing, terutama dalam menghadapi MEA yang akan dimulai pada Januari tahun 2016," ujar Jumain dalam  konferensi pers di Gedung BPPT, Jakarta.

Kemenristekdikti menekankan perlu kesepahaman antarpihak agar ndonesia bisa memperoleh keuntungan dari MEA.

Berbagai strategi lain yang bisa dilakukan adalah penggunaan produk dalam negeri, perbaikan infrastruktur dan sistem logistik nasional serta membangun industri yang berbasis nilai tambah.

Selain itu, perlu diterapkan standar mutu untuk produk atau jasa yang akan masuk ke pasar Indonesia, perbaikan sistem pengelolaan ekspor dan impor serta memperketat pengawasan.

Sementara terkait IBG 2015, ada beberapa jenis kegiatan yang dibuar untuk mengisi acara tersebut seperti acara dialog ("talk show"), penandatanganan nota kesepahaman (MoU), peluncuran produk inovasi, "innovation business matching" serta pameran.

Para pembicara direncanakan terdiri dari beberapa menteri seperti Menristekdikti, Menteri Perindustrian, Menteri Keuangan, Menteri Komunikasi dan Informatica serta Menteri Perhubungan. Juga ada dari lembaga-lembaga riset, perguruan tinggi dan pelaku industri.

IBT 2015 juga mengangkat tujuh  topik utama seperti Teknologi Informasi dan Komunikasi, pertahanan-keamanan, transportasi, kesehatan dan obat-obatan, pertanian, energi dan material maju (seperti pengembangan logam tanah jarang, mineral/tambang dan biomaterial).

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015