Sentimen itu membuat potensi dolar AS masih berpeluang meningkat."
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah 104 poin menjadi Rp13.802 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.698 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Menjelang akhir tahun dolar AS kembali mendapatkan momentum. Harga minyak mentah yang kembali mengalami tekanan hingga mencapai 2,43 persen menjadi salah satu penopang dolar AS kembali bergerak menguat," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, di Jakarta, Rabu.

Ia mengemukakan, sebagian pelaku pasar juga cenderung mengakumulasi dolar AS mengingat masih adanya rencana kenaikan suku bunga AS secara bertahap pada tahun 2016 menyusul perekonomian negeri Paman Sam cenderung membaik.

"Sentimen itu membuat potensi dolar AS masih berpeluang meningkat," katanya.

Ia mengharapkan serangkaian paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah dapat menjaga laju perekonomian Indonesia yang akhirnya menjaga fluktuasi rupiah bergerak stabil.

Ekonomi Indonesia, menurut dia, diproyeksikan akan tumbuh lima persen (year on year/yoy) pada 2016.

Analis dari LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, menngemukakan bahwa potensi kembali naiknya suku bunga acuan Bank Sentral AS (the Federal Reserve/the Fed) pada 2016 memberian sinyal bahwa perekonomiannya berkinerja fundamental ekonomi positif.

"Hal tersebut memberikan sentiment positif terhadap kinerja mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang utama di dunia," katanya menambahkan.

Adapun kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Rabu (30/12) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.794 dibandingkan hari sebelumnya (29/12) di posisi Rp13.658 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015