Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua MPR, Mahyudin, masih menunggu informasi intelijen soal ledakan yang terjadi di dekat pos polisi dekat Gedung Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta, Kamis. 

Dia mengatakan, beberapa waktu lalu sempat beredar rumor bahwa akan terjadi ledakan dan ini dikaitkan dengan ledakan yang sebelumnya terjadi di Istanbul, Turki, yang membunuh 10 warga negara Jerman. 

"Di MPR sendiri kita dengar rumornya, ada dari keamanan katanya, memang ada potensi semacam itu. Ini khan rumornya kemarin-kemarin. Mungkin dikaitkan dengan ISIS. Ada bom meledak di Istambul. Tidak menutup kemungkinan di Indonesia juga ada. Kita tidak tahu berita intelijen seperti apa. Masih menunggu kabar," kata dia, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis. 

Menurut dia, pascaledakan di kawasan Sarinah, pihak keamanan perlu mengantisipasi ledakan susulan, terutama di gedung-gedung pemerintahan dan pusat keramaian. 

"Penting sekali pihak keamanan mengantisipasi, karena tidak menutup kemungkinan. Bisa saja ada susulan. Tetapi, harus diantisipasi terutama di gedung-gedung pemerintahan, pusat keramaian, pusat perbelanjaan, tempat masyarakat banyak. Harus diwaspadai," tutur Mahyudin. 

Dia juga mengimbau masyarakat sementara ini tak bepergian ke lokasi keramaian hingga situasi benar-benar aman, demi menjaga keamanan diri. 

"Saya juga menghimbau pada masyarakat, untuk tidak datang ke tempat-tempat yang sangat ramai. Itu potensi bahaya. Ada baiknya kita menjaga keamanan diri kita masing-masing," pungkas dia. 

Sebelumnya, pantauan www.antaranews.com menyatakan tiga orang tergeletak di dekat pos polisi perempatan Sarinah pasca ledakan terjadi. 

Pewarta: Lia Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016