Surakarta, Jateng (ANTARA News) - Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, di Surakarta, Jateng, Sabtu, meresmikan tiga pasar tradisional yang dibangun kembali Pemerintah Kota Surakarta, yakni Pasar Kembang Harjodaksino, Pasar Nusukan, dan Pasar Klithikan Notoharjo, di pelataran Pasar Kembang. Mari E Pangestu, sebelum acara peresmian melakukan kunjungan berturut-turut ke Pasar Nusukan, Pasar Klithikan Notoharjo, dan Pasar Kembang Harjodaksino dan menyempatkan diri melakukan dialog dengan para pedagang pasar di masing-masing pasar. Dalam kesempatan itu juga, Mari E Pangestu memberikan apresiasi kepada Pemkot Surakarta yang memberikan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) kepada masing-masing pedagang di setiap pasar yang dibangun kembali tanpa memungut biaya sama sekali. "Artinya Pemkot Surakarta memberikan legalitas kepada para pedagang sebagai identitas sehingga mereka tidak bisa diganggu lagi dan hal ini penting bagi mereka yang misalnya ingin mendapatkan kredit dari bank," katanya. Mari E Pangestu mengatakan, tidak dipungut biaya itu pun merupakan pendekatan baik yang dilakukan oleh Pemkot Surakarta dalam mengatasi masalah relokasi pedagang selama masa pembangunan pasar dan patut ditiru oleh daerah lain. "Selama ini masalah yang selalu masuk ke saya mengenai pembangunan kembali sebuah pasar umumnya masalah relokasi pedagang karena mereka (pedagang-red) sangat takut tidak bisa kembali lagi berdagang ke tempat semula," katanya. Mari E Pangestu menambahkan apa yang sudah dilakukan oleh Pemkot Surakarta ini harus dukung juga oleh para pedagang dengan menjaga kondisi pasar baik kebersihan, kenyamanan dan keamanannya. "Saya rasa bukan hanya kewajiban membayar retribusi saja tetapi para pedagang pun punya tugas untuk membantu Pemkot untuk menjaga kondisi pasar-pasar itu karena kalau tidak maka dalam satu hingga dua tahun lagi tentunya kondisinya akan kembali kumuh seperti semula," katanya. Selain itu, Mari E Pangestu pun berpesan kepada para pedagang pasar tersebut untuk tetap berdagang yang adil dengan menggunakan alat timbang yang benar dan tidak mengenakan harga seenaknya kepada para konsumen hanya karena ingin meraih untung lebih banyak. "Dan Pemkot pun harus juga berperan di sini dengan melakukan pengawasan karena kalau ada satu atau dua pedagang yang nakal saya pikir itu akan merusak reputasi seluruh pedagang di pasar itu," katanya. Walikota Surakarta, Joko Widodo mengatakan, program Pemkot Surakarta mengenai masalah pasar tradisional adalah dari 36 pasar yang ada, akan dilakukan pembangunan kembali terhadap empat pasar dalam setahunnya. "Kita sudah bangun kembali empat pasar tradisional tahun 2006, dan tahun ini akan dilakukan terhadap empat pasar lainnya dan tetap akan kita gratiskan biaya investasinya," katanya. Mengenai tidak dipungutnya biaya beli atau sewa kios setelah pasar tersebut selesai dibangun, pria yang akrab dipanggil Jokowi itu beralasan hal ini untuk memberikan keringan kepada setiap pedagang yang sudah berjualan pada setiap pasar tersebut . Ia mengungkapkan, berdasarkan pengamatannya, bila pedagang itu dipungut biaya investasi yang pada umumnya berkisar Rp40-80 juta per kiosnya maka dalam waktu satu sampai tiga tahun mereka akan hilang karena tidak mampu membayar biaya tersebut dan akhirnya digantikan oleh pedagang besar. "Hal itu lah yang ingin kita hindari karena pasar tradisional merupakan infrastruktur ekonomi terutama bagi pedagang kecil dan masyarakat Solo pada umumnya," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007