Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan penanganan yang akan diterapkan untuk warga Kota Yogyakarta mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara dilakukan secara proporsional dan tidak berlebihan.

"Tanggung jawab Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menangani mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dilakukan mulai Selasa (2/2). Kami akan berikan penanganan secara proporsional," kata Kepala Kantor Kesatuan Bangsa Kota Yogyakarta Sukamto di Yogyakarta, Senin.

Pemerintah Kota Yogyakarta akan menjemput warga yang menjadi mantan anggota Gafatar dari Youth Center, Sleman, pada Selasa (2/2) pagi untuk selanjutnya dibawa ke Gedung Transito.

Di gedung tersebut, mantan anggota Gafatar akan menjalani pembinaan lanjutan selama tiga hari.

Namun jika ada keluarga yang berniat menjemput anggota keluarganya yang menjadi anggota gerakan tersebut bisa datang dan membawanya pulang.

"Tidak harus tiga hari berturut-turut berada di penampungan. Jika ada yang menjemput, maka malamnya sudah bisa pulang," katanya.

Kantor Kesatuan Bangsa Kota Yogyakarta memastikan jumlah warga Kota Yogyakarta yang menjadi pengikut gerakan tersebut berjumlah 66 orang yang terdiri dari delapan balita laki-laki, sembilan balita perempuan, 19 dewasa perempuan dan 21 dewasa laki-laki serta seorang ibu hamil.

Warga Kota Yogyakarta yang menjadi pengikut banyak berasal dari Kecamatan Kotagede 14 orang, Umbulharjo serta Danurejan masing-masing 11 orang.

"Kami sudah siapkan kebutuhan mereka selama di Gedung Transito, mulai dari kebutuhan logistik hingga kesehatan. Ada berbagai kegiatan yang dapat mereka ikuti selama berada di Gedung Transito, seperti olahraga dan pembinaan kerohanian," katanya.

Pemerintah Kota Yogyakarta, lanjut dia, tidak akan memberikan bantuan seperti jaminan hidup kepada mantan anggota gerakan tersebut.

"Tidak ada hal-hal seperti itu. Bagaimanapun juga, mereka dengan sadar pergi dari Yogyakarta untuk menjadi pengikut gerakan," katanya.

Namun demikian, Sukamto belum dapat memastikan jika setelah tiga hari berada di Gedung Transito tidak ada keluarga yang menjemput mantan anggota Gafatar tersebut.

"Ada banyak masalah yang dialami oleh mereka, seperti kontrakan sudah habis, aset dijual, atau ada masalah keluarga. Permasalahan mereka kompleks. Kami akan koordinasikan lebih lanjut mengenai hal itu," katanya.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016