Jakarta (ANTARA News) - Direktur Pemberitaan Kantor Berita Antara Aat Syafaat mengingatkan media tidak boleh menyudutkan, mengadu domba, atau menjadi "kompor" dalam memberitakan pemilihan kepala daerah serentak 2017.

"Media tidak boleh menyudutkan,mengadu domba, mengompori dalam pemberitaan. Media harus berimbang," ujar Aat Syafaat saat menjadi pembicara dalam Forum Diskusi Kibar Indonesia "Kursi Panas DKI I Tanpa Dukungan DPRD, Berhasilkah?" di Jakarta, Kamis.

Aat menekankan media selaku salah satu pilar demokrasi harus memegang teguh netralitas dan berimbangnya pemberitaan yang dimuat.

Dia juga menekankan media harus mampu memenuhi kode etik yang universal.

"Bahkan seorang wartawan menulis tidak boleh dalam keadaan sedang marah karena keadaan emosi dapat mempengaruhi pemberitaannya," kata dia.

Aat mengatakan pilkada serentak, khususnya DKI Jakarta, telah menjadi sorotan internasional. Oleh karena itu sebagai sebuah kantor berita nasional, Antara turut mengambil peran memberikan informasi bagi kalangan internasional dengan menerjemahkan berita pilkada ke dalam bahasa Inggris.

Pengamat politik dari Universitas Nasional Ansy Lema mengatakan media memiliki tiga fungsi utama yakni memberikan informasi, menghibur, dan mengedukasi.

Mantan presenter televisi itu memandang banyak media saat ini, terutama televisi, lebih mengedepankan sensasi dibandingkan substansi.

"Media semestinya lebih mengedepankan substansi, bukan sensasi. Bahkan tidak sedikit host berita yang lebih mengedepankan sensasi," ujar Ansy.

Sementara itu pengamat politik senior Siti Zuhro berharap media dapat menunjukkan empati ya dalam pemberitaan pilkada 2017. Empati yang dimaksud Siti Zuhro adalah dengan memberikan pemberitaan yang mengedukasi masyarakat.

"Pilkada nanti menjadi kesempatan media untuk menyuarakan kejujuran," ujar pengamat yang akrab disapa Wiwieq itu.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016