Bandung (ANTARA News) - Empat Pesawat Ronda Bahari (MPA) CN-235 pesanan Malaysia memiliki perlengkapan khusus, yang akan dibangun terpisah dan dilakukan di Kualalumpur, Malaysia. "Keempat pesawat untuk keperluan tentara Malaysia itu memiliki perlengkapan khusus rahasia, yang pemasangannya dilakukan tersendiri di negaranya," kata Kepala Divisi Pemasaran PT Dirgantara Indonesia (DI) Rizal Rinaldi kepada pers di Bandung hari Selasa. Menurut dia, pemerintah Malaysia sebelumnya membeli delapan pesawat CN-235, namun untuk keperluan angkutan pemerintahan dan kebutuhan tokoh penting VIP pemerintahannya. Empat pesawat tersebut murni untuk keperluan ronda bahari pemerintahannya, kata dia, sehingga rancang bangunnya disesuaikan dengan standar militer. Selain dengan pemerintah Malaysia, PTDI melakukan penjajakan serius dengan negara lain, seperti, Thailand, Pakistan, beberapa negara Timur Tengah, dan Korea Selatan. Pemerintah Thailand memerlukan sembilan pesawat NC-212 untuk keperluan tentara dan satu pesawat CN-235 untuk keperluan pertanian guna pembuatan hujan buatan. "Kami," katanya, juga melakukan penjajakan dengan perusahaan swasta lintas luar negeri, seperti, dengan Cassa-Spanyol serta perusahaan lain penerbangan asing. Pihaknya memandang, jika imbal beli jadi dilakukan antara pemerintah Korea Selatan dengan TNI-AL melalui PTDI, pemerintah Indonesia akan lebih menghemat devisa. Imbal beli itu, yang masih dalam penjajakan Departemen Pertahanan, adalah jika pemerintah Korea Selatan jadi menjual satu kapal selam kepada TNI-AL, maka secara otomastis, Korea Selatan akan membeli 19 CN-235 untuk keperluan tentaranya. "Harga satu CN-235 itu lebih kurang 13 juta dolar Amerika Serikat (sekitar 117 miliar rupiah), sedangkan satu kapal selam buatan Korea Selatan dijual kepada TNI-AL seharga 750 dolar Amerika Serikat (lebih kurang 6,7 juta rupiah)," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007