Jakarta (ANTARA News) - Kecerdasan anak tak semata diukur dari kemampuan bidang akademis, namun juga dari kepekaannya di dunia sosial, salah satunya kemampuan anak mengontrol emosi negatif, menurut psikolog Roslina Verauli.

Perempuan yang akrab disapa Vera itu mencontohkan, umumnya anak-anak tak suka bila diminta orangtuanya membereskan mainan. Namun, anak yang mampu mengontrol emosi pada akhirnya membereskan mainannya itu. "Anak mampu membereskan mainannya tandanya mampu mengelola emosi negatifnya," kata Vera dalam acara bertajuk "BebeHero Media Gathering" di Jakarta, Selasa.

Selain itu, anak yang kompeten secara sosial juga mampu mengontrol emosi ke-aku-annya. Sekalipun merasa dirinya hebat, namun anak mampu mengenali batas-batasnya.

"Terakhir, empati. Anak-anak tidak akan kompeten secara sosial bila tidak belajar dan mampu berempati. Rasa empati ini sebenarnya berkembang sejak bayi," kata dia.

Orang tua bisa mengajarkan karakter empati pada anak, misalnya dengan memberi contoh aksi yang membawa manfaat bagi orang lain tanpa pamrih. Lalu, mengajarkan konsep benar dan salah terkait pelanggaran atas hak orang lain pada anak.

"Serta mengajarkan anak mengikuti aturan. Tips bagi orang tua, yakni berikanlah anak kesempatan menampilkan prilaku di rumah. Orang tua harus jadi model, transfer nilai via diskusi dan terapkan reinforcement pada anak," pungkas Vera.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016