Dubai, Uni Emirat Arab (ANTARA News) - Iran memamerkan sebagian dari sistem pertahanan peluru kendali S-300 Grumble mereka yang baru buatan Rusia, pada upacara Hari Tentara Nasional, Minggu. Ini saat Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan, angkatan bersenjata negaranya bukan ancaman terhadap para negara tetangganya.

Setiap tahun, angkatan bersenjata Iran mengadakan pawai di penjuru negaranya untuk memperingati Hari Tentara. Dalam upacara di Teheran, yang disiarkan secara langsung televisi nasional, sejumlah truk yang membawa peluru kendali S-300 Grumble melaju melewati podium dimana Rouhani beserta para petinggi militer berdiri.

Para tentara juga berbaris melewati podium dan juga memamerkan sejumlah pesawat tempur dan pengebom di udara.

"Kekuatan milik angkatan bersenjata kami tidak diarahkan kepada para negara tetangga kami. Tujuannya adalah untuk melindungi negara Iran dan bertindak sebagai kesiagaan terhadap ancaman," Rouhani mengatakan, dikutip Kantor Berita IRNA, dalam pidato yang disampaikan pada upacara Hari Tentara.

Rusia mengirimkan bagian pertama dari sistem pertahanan misil S-300 Grumble ke Iran pada minggu lalu, yang merupakan salah satu sistem yang paling mutakhir dalam jenisnya yang mampu menyerang sejumlah pesawat dan misil balistik dalam jangkauan seluas 90 kilometer.

Rusia telah mengatakan, pihaknya membatalkan kontrak untuk mengirimkan sistem pertahanan itu ke Iran pada 2010 lalu karena adanya tekanan dari pihak Barat. 

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mencabut pelarangan itu pada April 2015 lalu setelah ada kesepakatan yang membuka jalan untuk menciptakan kesepakatan nuklir penuh Juli mendatang dengan Iran yang mengakhiri sanksi internasional yang berlaku.

Sejak saat itu, Iran telah membuat marah Amerika Serikat dengan melaksanakan empat kali uji coba peluncuran misil balistik, yang disebut Amerika Serikat dengan para sekutunya dari Eropa, kegiatan itu menyalahi resolusi PBB yang berlaku pada Juli lalu.

Rouhani, Minggu, menyatakan, selama pertemuan nuklir dengan para negosiator Iran itu juga bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan militer negara.

Iran memiliki dua macam tentara, yang pertama adalah yang umum, yang beroperasi sebagai pasukan pertahanan nasional, dan Korps Garda Revulosioner Islam (IRGC) yang dibentuk setelah adanya revolusi demi melindungi Republik Islam Iran itu dari ancaman internal dan eksternal.

Pihak militer memiliki jumlah pasukan darat terbesar di Iran dan IRGC memiliki kendali atas meningkatnya kapabilitas perlengkapan seperti misil balistik yang ada.

Dalam operasi luar negeri pertama mereka sejak revolusi, pihak militer mengatakan pada awal bulan ini bahwa mereka telah mengerahkan sejumlah pasukan dan komando khusus mereka ke Suriah untuk membantu Presiden Suriah, Bashar al Assad, dalam perang saudara yang terjadi di lokasi itu.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016