Jakarta, 15 Maret 2007 (ANTARA) - Hari ketiga pertemuan Committee for the Review of the Implementation of the Convention (CRIC) ke-5 di Argentina, membahas tentang mobilisasi dana (resources mobilitation) untuk penanggulangan degradasi lahan dan penanaman lahan kritis. Delegasi Indonesia, yang dipimpin oleh Ir. Darori, Direktur Jenderal RLPS Departemen Kehutanan, menjelaskan tentang investasi GERHAN yang selama ini telah dilakukan Indonesia untuk memulihkan lahan-lahan kritis. Pada tahun ini, dengan anggaran sebesar 5 triliun Rupiah, tidak kurang dari 1 juta hektar akan direhabilitasi. Namun mengingat laju degradasinya lebih cepat dari laju rehabilitasi, maka diperlukan tambahan dana dari internasional. Penjelasan mengenai upaya-upaya penanaman kembali lahan-lahan kritis ini sangat penting diketahui oleh dunia internasional, karena selama ini Indonesia banyak disorot sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca yang cukup besar. Di samping program GERHAN, delegasi Indonesia juga mengusulkan pembangunan embung, sebagai upaya konservasi air di daerah-daerah kering, terutama di bagian Timur Indonesia. Pembangunan embung sebagai sistem konservasi air dengan menampung air dalam cekdam kecil, diusulkan agar dapat memperoleh input dana dari dunia internasional. Keberhasilan pembangunan embung ini terbukti di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Di NTT, terdapat beberapa daerah yang menyimpan air dengan sistem embung dan pada musim kemarau tidak mengalami kekurangan air, karena masih tersedia air di dalam embung. Air di dalam embung dapat tersimpan dalam waktu yang lama. Karena terjadi peresapan air secara pelan-pelan, maka iklim mikro di sekitar daerah embung menjadi lebih basah. Selain itu, air yang tertampung bisa dimanfaatkan untuk pertanian, untuk menyirami tanaman rumput dalam proyek silvopasture. Kedua usulan dari delegasi Indonesia, yaitu program GERHAN dan pembangunan embung, cukup menarik perhatian peserta sidang, dan mereka mengagumi keseriusan pemerintah Indonesia dalam mengatasi degradasi lahan dan hutan. Departemen Kehutanan sebagai delegasi Pemerintah Indonesia, menghadiri Pertemuan Internasional ke-V Review dan Implementasi dari Komite Kerjasama PBB (United Nations Convention to Combat Desertification/UNCCD), yang telah dimulai pada hari Senin tanggal 12 Maret 2007. Pertemuan diikuti oleh sekitar 129 negara yang sudah menandatangani Konvensi UNCDD. Pertemuan ini merupakan forum diskusi para anggota Committee for the Review of the Implementation of the Convention (CRIC), yang merupakan pertemuan tahunan menjelang sidang Conference of the Parties (COP) dari UNCCD. Tujuannya untuk membantu para pihak menemukan masalah yang dihadapi dalam mengimplementasikan program-program UNCCD. Untuk keterangan tambahan, silakan hubungi Ir. Masyhud, MM, Plh. Kepala Pusat Informasi Kehutanan, Departemen Kehutanan, Telp: (021) 570-5099, Fax: (021) 573-8732

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2007