Pontianak (ANTARA News) - Masyarakat Desa Teluk Pakedai Satu, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, saat ini kembali melestarikan adat atau kebudaan ritual "Tolak Bala Kampung" yang sempat tidak diselenggarakan lagi oleh masyarakat desa setempat.

"Alhamdulillah ritual adat Tolak Bala Kampung yang sebelumnya dilakukan setiap tahun, baru saja selesai kami selenggarakan, Jumat (20/5) kemarin," kata Kepala Desa Teluk Pakedai Satu, Edy saat dihubungi di Teluk Pakedai Satu, Minggu.

Ia menjelaskan, ritual adat Tolak Bala Kampung merupakan ritual masyarakat desa yang sudah puluhan tahun mulai pudar sejalan dengan perkembangan waktu.

"Tolak Bala Kampung merupakan suatu acara yang pada zaman dulu merupakan acara masyarkat desa setiap habis panen padi yang selalu dilakukan setiap tahunnya," ungkapnya.

Ritual Tolak Bala Kampung dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan rizki oleh masyarakat kepada Allah SWT, yakni dengan menyajikan makanan hasil panen petani dan hasil tangkapan nelayan, kata Edy.

"Jadi ritual Tolak Bala Kampung merupakan salah satu adat budaya kampung yang sudah ada sejak nenek monyang masyarakat Desa Teluk Pakedai Satu, namun sekarang sudah mulai pudar. Semoga yang sudah kami lakukan ini bisa mengangkat kembali budaya yang hampir pudar, serta memperkuat hubungan silahturahim antar masyarakat dan antar desa, serta membuat kaum pemuda memahami akan pentingnya suatu budaya daerah," katanya.

Dalam kesempatan itu, Edy menambahkan, dirinya menargetkan tahun-tahun ke depannya ritual atau acara kebudayaan itu akan diselenggarakan lebih meriah lagi dari tahun ini.

"Kami berharap pemerintah juga ikut membantu kegiatan-kegiatan seni budaya di desa kami, karena kami memang membutuhkan bantuan dan partisipasi dari pemerintah dalam melestarikan adat dan kebudayaan yang hampir punah ini," ujarnya.

Kepala Desa Teluk Pakedai Satu menambahkan, terselenggaranya ritual Tolak Bala Kampung tersebut, berkat kerja sama dan masih tingginya semangat gotong royong masyarakat di desanya.

Desa Teluk Pakedai Satu, dihuni oleh sekitar 326 kepala keluarga, 1.180 jiwa dengan luas sawah pasang surut sekitar 200 hektare, perkebunan sekitar 1.395 hektare, luas kehutanan sekitar 2.000 hektare, dan luas pemukiman sekitar 50 hektare atau total seluas 7.000 hektare.

Menurut Edy, Desa Teluk Pakedai Satu termasuk katagori desa tertinggal yang terletak di daerah pesisir pantai dan minim pembangunan infrastruktur jalan dan lainnya.

"Saat ini akses jalan utama desa yang ada hanya jalan semen dengan lebar 1,5 meter yang sebagian besar rusak, sehingga masyarakat sulit untuk memasarkan hasil pertanian mereka," kata Edy.

Pewarta: Andilala
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016