Jakarta (ANTARA News) - Penerbit Gramedia Pustaka Utama hari ini meluncurkan Tesamoko, Tesaurus Bahasa Indonesia Edisi Kedua, yang disusun oleh Eko Endarmoko bersama gerombolan Tesamoko.

Tesamoko terbit sebagai revisi Tesaurus Bahasa Indonesia (TBI) yang terbit tahun 2006 dan disusun sendiri oleh Eko.

"Sebanyak 29.865 lema dan sublema dalam Tesamoko, 4.105 di antaranya tambahan atau baru, adalah senarai kata yang saya himpun dan susun berdasarkan hubungan makna antara satu dan lainnya," kata Eko.

Ia menambahkan, dalam Tesamoko hubungan makna itu tampak dalam wujud sinonim (padanan makna), antonim (lawan makna), hipernim (kata umum), dan hiponim (kata khusus).

Sedangkan isi dalam Tesamoko dibatasi pada tiga hal pokok, yakni mengimbuhkan antonim, menambahkan sejumlah kata baru (mangkrak, spartan), dan menertibkan korespondensi.

"Dengan penyajian seperti itu, saya berharap dapat memberi peluang seluasnya kepada pemakai mendapatkan kata paling cocok yang ia perlukan. Bukan saja lewat sejumlah kata bersinonim yang tinggal dipilih, melainkan terutama berkat nuansa makna sehalus-halusnya yang coba saya rekam," katanya.

"Di titik inilah saya kira perlunya kamus dipakai sebagai pendamping Tesamoko, sebab Tesamoko seperti tesaurus lain pada galibnya, tidak memberi takrif, definisi," tambahnya.

Penulis novel Dewi Lestari merupakan salah satu pengguna Tesamoko yang menurut dia banyak membantu memperkaya kata-kata saat mengerjakan novel.

"Ini menjadi artileri saya. Kapan pun mau nulis, saya pasti bawa kamus dan Tesaurus," kata penulis buku Supernova itu.

"Mas Eko adalah legenda. Tidak mudah ada orang yang mau berdedikasi untuk ini. Bagi saya ini kegilaan yang positif," kata Dewi, yang berharap Tesaurus bisa menjadi senjata populer bagi penulis, pelajar, mahasiswa.

Penyair Goenawan Mohamad mengatakan keberadaan Tesaurus menunjukkan kekayaan Bahasa Indonesia.

"Tesaurus merupakan dokumentasi dari percakapan kita sehari-hari, perubahan dan transisi kata. Dan kata bisa berubah, berkembang lagi sehingga membuka kemungkinan bahasa bisa lebih kaya dan saya harap tidak berhenti pada Tesamoko," kata pria yang akrab disebut GM itu.

Tesamoko, Tesaurus Bahasa Indonesia Edisi Kedua yang tebalnya 832 halaman dibanderol dengan harga Rp225.000.

Pewarta: Monalisa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016