Songla (ANTARA News) - Lebih dari 500 warga desa Muslim Thailand berkumpul di kota Sabaiyoi Minggu untuk meminta keadilan dari pemerintah setelah serangan tengah malam di sebuah sekolah Islam yang menyebabkan dua siswa meninggal dan delapan siswa yang lain luka-luka.
Tiga warga Budha juga tewas dan tujuh orang yang lain luka-luka Minggu pagi di kota yang sama, dalam peristiwa yang tempaknya merupakan serangan pembalasan dendam atas kekerasan etnik yang makin memburuk di wilayah selatan Thailand itu.
Seorang polisi setempat mengatakan sejumlah penyerang tak dikenal telah menyerang sekolah Bamrungsart di distrik Sabaiyoi di provinsi Songkhla, sekitar 600 Km di selatan Bangkok, pada pukul 23.30 waktu setempat ketika siswa sedang tidur di sekolah Muslim berasrama itu.
"Para penyerang melempar granat ke sekolah itu dan memberondongkan tembakan senjata otomatis, yang menewaskan dua anak laki-laki, berusia 12 dan 14 tahuh, serta melukai delapan siswa yang lain," kata polisi Sabaiyoi Kolonel Thammasak Wahseri.
"Kami mengira ini merupakan hasil perbuatan tangan ketiga untuk menghasut kebencian agama di daerah itu," kata Thammasak.
Ia mengatakan tidak mungkin bahwa pasukan keamanan Thailand berada di belakang serangan itu, karena distrik Sabaiyoi tergolong sebagai "zona merah", atau daerah di bawah kendali gerilyawan yang mana kebanyakan pejabat pemerintah tidak akan berani masuk pada waktu malam.
Warga desa Sabaiyoi memrotes serangan brutal Minggu itu, minta pemerintah untuk menangkap pelakunya dan membawa mereka ke pengadilan.
Itu adalah yang terakhir dari ratusan aksi kekerasan dalam tiga tahun terakhir ini untuk mengadu Muslim Thailand melawan masyarakat Budha Thailand di wilayah jauh di selatan yang mayoritas-Muslim, yang terdiri dari provinsi Narathiwat, Pattani dan Yala serta sejumlah bagian provinsi Songkhla yang berdekatan.
Pada Kamis, yang diduga gerilyawan telah menyerang seorang penumpang mobil gerbong di provinsi Narathiwat, yang menewaskan delapan orang, termasuk tiga wanita.
Pada hari yang sama sejumlah penyerang tak dikenal melempar granat ke sebuah masjid, yang melukai 11 orang.
Pemerintah Thailand Jumat menerapkan jam larangan keluar rumah pukul 20 hingga pukul 4 waktu setempat di dua distrik di Narathiwat di dalam "zona merah", dan diperkirakan akan memberlakukan jam larangan keluar rumah yang sama di distrik lainnya di wilayah yang dicabik-kekerasan itu, demikian DPA.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007