San Francisco (ANTARA News) - Polisi menangkap lebih dari 100 pemrotes perang Irak di San Francisco dan Kota New York, Senin, saat negeri itu memperingati empat tahun serbuan AS ke Irak. Polisi berseragam melebih jumlah kurang dari 100 pemrotes di luar gedung bursa di pojok jalan Broad and Wall di wilayah keuangan bersejarah di New York. "Hentikan uang, hentikan perang," demikian teriakan demonstran saat polisi menyeret pemrotes. Jurubicara polisi mengatakan 44 orang ditangkap. Pengunjuk rasa mengatakan mereka mengarahkan protes mereka kepada kontraktor utama pertahanan Lockheed Martin, Boeing, Northrop Grumman, Halliburton, General Electric dan perusahaan lain. Protes tersebut tak berdampak pada kegiatan perdagangan di pasar bursa. "Anggota militer AS dan warga sipil Irak menemui ajal sehingga segelintir kaum elit dapat mengeruk keuntungan," kata Fabian Bouthillette (26), guru sekolah menengah yang bertugas dua tahun di Angkatan Laut AS, seperti diberitakan Reuters. Di San Francisco, puluhan demonstran, banyak di antara mereka cukup tua dan pernah memprotes Perang Vietnam pada 1960-an serta awal 1970-an, melancarkan protes tidur di trotoar dan berpura-pura telah mati. Sebagian pemrotes menggunakan darah palsu untuk mengenang lebih dari 3.200 personel militer AS yang tewas dalam Perang Irak. Banyak pengunjukrasa belakangan bergerak untuk menghalangi Market Street, yang membentang di sepanjang daerah niaga di pusat kota tersebut. "Segera setelah mereka keluar, kami mulai melakukan penangkapan," kata jurubicara polisi Neville Gittens. "Mereka telah diperingatkan." Jurubicara lain mengatakan polisi menangkap 57 orang di dua lokasi terpisah di San Francisco. Jajak pendapat memperlihatkan kebanyakan orang Amerika sekarang menentang perang di Irak, tapi tanpa memiliki rancanga militer seperti yang membantu pemusatan penentangan masyarakat terhadap Perang Vietnam, protes masyarakat telah berlangsung jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pada era Perang Vietnam. Namun, ribuan pengunjuk rasa berpawai menentang perang itu dalam beberapa belakangan ini di seluruh negeri tersebut, termasuk di daerah Washington D.C., San Francisco dan Los Angeles. (*)

Copyright © ANTARA 2007