Bantul (ANTARA News) - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan membina sejumlah produsen makanan dan pemilik tempat usaha karena kedapatan menjual produk makanan tidak layak konsumsi beberapa waktu lalu.

Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Bantul, Sahadi Suparjo di Bantul, Rabu, mengatakan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) beberapa waktu lalu sudah mengambil sampel terhadap produk makanan yag dijual di wilayah Bantul dan hasil laboratorium menunjukkan mengandung bahan berbahaya.

"Hasil laboratorium dari BPOM kemarin sudah dikirim ke kami, dan ternyata ada kandungan zat pewarna dan pangawet yang bukan untuk makanan. Terhadap produsen makanan ini akan kami undang untuk diberikan pembinaan," katanya.

Pihaknya enggan menyebut jenis makanan yang tidak layak konsumsi itu, namun makanan tesebut merupakan produk industri rumahan dan bukan pabrikan, sehingga diduga kuat pelaku industri makanan itu tidak memiliki izin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).

Selain satu produsen makanan, kata dia, dalam pemantauan makanan yang dilakukan bersama BPOM Yogyakarta jelang Ramadhan 1437 Hijriah juga ditemukan sejumlah produk makanan yang sudah kedaluwarsa, namun masih dijual di beberapa warung kelontong wilayah Bantul.

"Temuannya bukan hanya itu, tetapi banyak produk makanan yang kedaluwarsa. Makanya kami rencanakan memanggil mereka pada minggu-minggu ini. Ada sekitar lima sampai enam orang termasuk pengusaha toko yang akan kami undang untuk pembinaan", katanya.

Ia mengatakan, produsen makanan dan sejumlah pelaku usaha tersebut akan diberikan pembinaan mengenai bahaya makanan yang tidak layak komsumsi dan kedaluwarsa, agar mereka tidak menjual kembali, apalagi pada saat bulan Ramadhan.

"Setelah diberi pembinaan beberapa waktu kemudian kita cek lagi, apakah yang bersangkutan menggunakan bahan itu lagi. Kalau masih membandel hingga sampai merugikan konsumen, maka sesuai UU Perlidungan Konsumen pelaku usaha bisa dituntut ke arah pidana," katanya.

Sahadi mengatakan, atas temuan ini pihaknya mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dan teliti dalam memilih makanan agar tidak merasa dirugikan, mengingat selama bulan puasa banyak produk jajanan pasar untuk menu berbuka puasa yang dijual di lokasi-lokasi keramaian.

"Kami juga akan memantau produk makanan di sejumlah pasar, kami fokus pada jajanan pasar yang dijual pada sore hari, sebab dicurigai adanya bahan pewarna dan pengawet. Kalau kita temukan, langsung kita sita ditempat, supaya tidak dijual," katanya.

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016