Ketiga hal fundamental itu di antaranya sektarianisme, radikalisme, dan keterbelakangan,"
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan terdapat tiga hal yang membelenggu umat Islam sehingga sulit untuk bangkit, bersatu, maju, dan berjaya.

"Ketiga hal fundamental itu di antaranya sektarianisme, radikalisme, dan keterbelakangan," kata Amin dikutip laman kemenag.go.id yang dipantau dari Jakarta, Senin.

Sektarianisme diperlihatkan, seperti pertentangan Sunni dan Syiah sejak Perang Shiffin pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Tholib. Imbasnya kini terasa di Indonesia meski awal sektarian itu adalah permusuhan politik para elite pada abad ke-7 Masehi.

Sekte dalam Islam, kata dia, sangat luas tidak hanya Sunni dan Syiah saja, tetapi ada Wahabi dan golongan lainnya di kancah global.

"Kehancuran Dinasti Abbasiyah yang ditandai pembantaian satu juta umat Islam di Baghdad oleh pasukan Hulagu Khan, langsung atau tidak langsung, dipertajam oleh konflik antara Sunny dan Syiah," katanya.

Masalah kedua umat Islam, kata Amin, adalah radikalisme yang muncul di berbagai penjuru dunia, baik di negara dengan mayoritas Islam maupun minoritas.

"Ideologi ini tidak bisa dimusnahkan dengan kekerasan. Hanya melalui pemahaman dan pendidikan, fundamentalisme bisa diberangus hingga ke akar-akarnya secara komprehensif," katanya.

Selanjutnya, masalah ketiga umat Islam, masih kata Amin, adalah keterbelakangan yang membuat Islam inferior dibandingkan umat lain.

Menurut dia, Indonesia dengan segala kekurangan dan kelebihannya mempunyai potensi untuk membawa umat Islam menjadi lebih baik.

Ia mengatakan bahwa Indonesia mempunyai sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) melimpah untuk membuat Islam maju dan lebih baik. Terlebih, Indonesia kini sedang akan menghadapi bonus demografi, yaitu keadaan Indonesia yang akan didominasi kalangan usia produktif sebanyak 110 juta penduduk Indonesia.

Untuk itu, kata dia, potensi tersebut harus didukung oleh lembaga pendidikan Islam yang berkualitas dan solutif.

"Kini, Kemenag sedang mengembangkan Mahad Aly dan dalam waktu dekat kita akan mendirikan universitas Islam kelas dunia yang didukung penuh Presiden dan Wakil Presiden," katanya.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016