Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar tidak memberlakukan sanksi kepada Iran, terkait pengembangan nuklir yang sedang dilaksanakan negara itu.
"Kami berpendapat, baik pihak Iran maupun lima negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB menggunakan celah-celah, peluang yang ada seberapa pun kecilnya, untuk mencapai solusi, yang terbaik tanpa harus ada penjatuhan sanksi-sanksi yang keras dan luas, yang bisa menimbulkan masalah baru," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Istana Negara, Jumat.
Dalam jumpa pers mendadak usai peringatan Hari Meteorologi se-Dunia, Kepala Negara menjelaskan dirinya terus melakukan komunikasi dengan Duta Besar Indonesia di PBB Rezlan Ishar Jenie untuk memantau dinamika pembahasan rancangan resolusi tentang Iran yang sedang dibahas lima negara anggota tetap DK PBB, yakni Amerika Serikat (AS), Inggris, Perancis, China dan Rusia.
Presiden juga mengatakan dirinya telah berkomunikasi dengang anggota tidak tetap DK PBB lainnya, yakni Afrika Selatan, untuk memberikan pandangan penyelesaian masalah nuklir Iran tersebut.
Sebagai sesama anggota tidak tetap DK PBB maka Indonesia dan Afsel bersepakat betapapun kecilnya kesempatan yang ada, tetapi upaya perundingan dan diplomasi jauh lebih baik dibandingkan memberikan sanksi kepada Iran, mengingat kondisi di Timur Tengah yang saat ini sangat rawan, tegang, mudah terbakar.
"Setiap keputusan yang menyangkut Iran dan Timur Tengah jika tidak dicermati dan dipikirkan baik-baik, bisa menimbulkan masalah baru," katanya.
Dalam pembicaraan dengan Presiden Afsel Mbeki, melalui saluran telepon, Kamis (22/3) malam, Yudhoyono menyampaikan pandangan Indonesia bahwa anggota DK PBB tetap dan tidak tetap sebaiknya diberikan peluang untuk memberikan pandangannya, sehingga resolusi apa pun yang dikeluarkan nantinya tidak sepihak karena sudah mewadahi seluruh pandangan dari semua anggota DK PBB.
"Kita harapkan draft itu kalau menjadi resolusi adalah resolusi yang tepat dan tidak keluar dari konteks dan bisa menjadi solusi. Tetapi syukur-syukur tidak perlu ada resolusi baru karena telah didapat jalan tengah terbaik," katanya.
Yudhoyono juga menyampaikan pada Kamis malam dirinya telah melakukan komunikasi telepon dengan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, untuk menyampaikan niat dan tekad Indonesia berperan secara konstruktif dalam mencari jalan keluar terbaik terkait pengembangan nuklir Iiran.
"Saya sampaikan kepada beliau, apa pun kecilnya peluang itu, saya berharap ada satu kompromi, jalan tengah atau solusi untuk perbaikan secara menyeluruh," ujar Kepala Negara.
Presiden juga mengusulkan kepada Presiden Iran agar mengurangi ketegangan masalah nuklir itu dengan melakukan kerja sama dengan Badan atom dunia atau IAEA dan berunding dengan pihak-pihak lain sehingga masalah nuklir Iran bisa diselesaikan secara damai. (*)
Copyright © ANTARA 2007