Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Jepang sangat terkesan dengan masyarakat Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogayakarta (DIY) yang dinilai sangat cepat dalam membangun kembali semangat hidup mereka pasca-gempa 27 Mei 2006. Oleh karena alasan itu, pihak Negeri Sakura antusiasme mengundang Bupati Bantul, HM Idham Samawi, dan Sekretaris Daerah (Sesda)-nya, Gendut Sudarto, untuk menjadi pembicara dalam satu workshop internasional di dua kota sekaligus, Tokyo dan Kobe. Hal itu menjadi sebuah kejutan yang membuatnya bangga pada lebih dari 800.000 masyarakat "Projotamansari, Sejahtera, Demokratis dan Agamis" itu. "Waktunya belum tahu pasti, akhir Maret atau minggu kedua April 2007 ini, tapi yang jelas tawaran itu sudah datang sejak tahun lalu," kata Idham Samawi, yang mantan wartawan sebuah media cetak di Yogyakarta. Dalam tiap kesempatan, Kepala Daerah yang terpilih dengan suara 73 persen pada periode keduanya, selalu menyebut bahwa masyarakat Bantul berhasil mengatasi tekanan psikologi yang luar biasa saat harus menerima kenyataan pahit ini. "Meski kehilangan orang tua, saudara dan harta benda dalam waktu kurang dari satu menit, tidak lantas membuat masyarakat terkurung dalam duka," kata pria kelahiran 22 Juni 1950 ini. Suami dari Sri Surya Widati tersebut mengemukakann, angka bunuh diri relatif rendah dibanding daerah lain, baik di dalam maupun luar negeri yang baru saja mengalami nasib serupa. Penerima Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Award 2005 itu tak henti memuji rakyatnya yang mampu membawa nama Bantul ke kancah internasional dengan cara unik. Undangan yang disebutnya sebagai penghargaan bagi rakyat Bantul tersebut bukan hanya akan memotivasi masyarakat Jepang dan dunia internasional, tetapi juga menambah semangat rakyatnya menuju kebangkitan. Masyarakat Bantul mementahkan kepanikan para pendonor setelah melihat langsung kondisi sebenarnya. Meski dalam kondisi tertekan secara kejiwaan, masyarakat tidak kehilangan jati diri. Berbagi dengan sesama, baik orang dekat maupun tamu yang baru saja dikenal, tidak luntur. Inilah yang menguatkan masyarakat Bantul untuk melalui masa-masa sulit selama menjalani hidup dengan keterbatasan. Idham, yang pernah dianugerahi penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) lantaran berhasil mencatat rekor ceramah terbanyak selama satu hari, menambahkan bahwa dirinya ingin membawa oleh-oleh untuk rakyatnya berupa sebuah kebanggaan yang mesti disyukuri. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007