Jakarta (ANTARA News) - Ratusan pemudik berharap masih mendapatkan tiket kereta api menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah di Stasiun Besar Gambir dan Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat, Minggu pagi.

Ratusan calon penumpang tersebut bertujuan ke sejumlah daerah di Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebenarnya telah menerapkan sistem pembelian tiket dalam jaringan, di mana para calon penumpang tidak perlu datang langsung ke stasiun untuk memesan tiket kereta.

Namun, masih ada penumpang yang mengandalkan "nasib baik" untuk memperoleh tiket kereta hasil pembatalan.

Arimbi Sari (34), salah seorang calon penumpang di Stasiun Pasar Senen, mengatakan dengan datang langsung ke stasiun dia berharap dapat memperoleh satu tiket perjalanan kereta api tujuan Solo.

"Karena saya mudiknya sendirian, mudah-mudahan bisa dapat tiket untuk malam ini," ucap Arimbi, berharap.

Ketentuan pembatalan tiket kereta api berlaku hingga 30 menit sebelum jadwal keberangkatan. Sehingga masih ada harapan kecil bagi para penudik untuk mendapatkan tiket mudik Lebaran.

Namun, hal itu tidak diimbangi dengan mekanisme pembelian tiket yang dapat dilakukan secara "online" atau daring.

Selain itu, PT KAI juga tidak memberikan fasilitas penggantian nama bagi calon penumpang yang ingin mengalihkan tiketnya kepada penumpang lain.

Sehingga penumpang yang telah membawa tiket atas nama orang lain untuk dialihkan, belum tentu mendapatkan jadwal perjalanan.

Seperti yang dialami Anggi (25), dia tidak dapat menggantikan tiket kereta api milik temannya, sehingga tidak dapat mudik Lebaran.

Anggi berencana ingin menggantikan tiket kereta api tujuan Purwokerto, milik temannya. Dia telah membawa tiket dan KTP milik temannya itu untuk ditukar dengan identitasnya.

Namun ternyata, setelah tiket itu dibatalkan, PT KAI telah menjualnya kepada orang lain secara daring.

"Sebenarnya saya kecewa, ini tiket punya teman saya yang mau saya gantikan, tetapi malah orang lain yang dapat," ujarnya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016