Denpasar (ANTARA News) - Penyeberangan di Selat Bali, baik dari pelabuhan Gilimanuk, Bali, menuju Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, kembali normal, setelah sehari sebelumnya sempat dihentikan sementara akibat cuaca yang tidak bersahabat. "Sejak semalam pukul 19.00 Wita jalur penyeberangan kembali dibuka, setelah dinyatakan ditutup sementara mulai pukul 09.30 waktu setempat," demikian informasi yang diperoleh Antara dari KP3 dan PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Gilimanuk, Rabu pagi. Ke-24 kapal feri yang melayani jalur tersebut beroperasi secara maksimal sesuai jadual pemberangkatan. Puluhan kendaraan bermotor dalam beberapa jenis yang menumpuk di kawasan dermaga Pelabuhan Gilimanuk dapat terlayani dengan baik, setelah pelabuhan di ujung barat Bali itu dinyatakan dibuka kembali. "Sekarang tidak ada antrean, karena begitu kendaraan memasuki kawasan pelabuhan, kapal feri sudah menunggu dan siap menyeberangkannya ke Banyuwangi," kata seorang petugas. Demikian pula penyeberangan dari Banyuwangi ke Bali sangat lancar dan tidak mengalami hambatan. Meskipun demikian faktor kewaspadaan dan kehati-hatian tetap diutamakan, mengantisipasi perubahan cuaca. Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika (BMG) Wilayah III Denpasar, Ir H Sutrisno SH MSi menjelaskan, kecepatan angin di Selat Bali berkisar 20-30 knot dan tinggi gelombang sekitar 1,5 meter. Selain itu juga berpeluang terjadinya hujan ringan hingga sedang. Hasil pemantauan citra satelit berpeluang turunnya hujan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan sel tekanan rendah sebesar 998 mili bar (mb). Hal itu terjadi di sebelah barat Australia yang semakin menguat, bahkan bisa menjadi Siklon Tropis "KARA" sebesar 972 mb. Kategori tersebut pada posisi 17,5 LS - 115,7 BT. Kemudian Siklon Tropis ini bergerak ke arah selatan - barat daya dengan kecepatan 9 Km/jam, angin maksimum dipusatnya 150 km/jam. Konvergensi masih akan terjadi di wilayah perairan utara Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedangkan gelombang laut mencapai tinggi 0,5 - 1,5 meter terjadi di Selat Bali, Selat Lombok dan Laut Flores, ujar Sutrisno.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007