Jakarta (ANTARA News) - PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (DKB) Persero menyerahkan KRI Tarakan-905 pesanan TNI Angkatan Laut, sebuah kapal jenis tanker Bantuan Cair Minyak (BCM) yang bertugas mengisi bahan bakar untuk kapal-kapal TNI AL yang sedang beroprasi di laut Indonesia.

KRI Tarakan-905 diserahkan langsung oleh Direktur Utama DKB, SA Bandung Bismono, kepada Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, di Galangan Kapal 2 Dok Kodja Bahari, Cilincing, Jakarta Utara, Senin.

Menurut Bandung Bismono, kapal senilai Rp225 miliar tersebut dilengkapi dengan RAS System (Replenishment at Set) yang mampu melakukan pengisian bahan bakar kepada kapal penerima sambil tetap berlayar tanpa menghentikan tugas yang dijalankan.

KRI Tarakan-905 dengan panjang 122,4 meter dan lebar 16,5 meter ini merupakan kapal pertama TNI AL yang dilengkapi dengan RAS System yang dibangun oleh perusahaan galangan kapal nasional.

"Kapal Tarakan-905 ini satu dari empat kapal BCM yang akan dibangun oleh DKB hingga 2019, yaitu tiga untuk TNI AL dan satu unit untuk TNI AD," kata Bandun Bismono.

Ia menjelaskan, DKB merupakan perusahaan milik negara yang mendapat kepercayaan dari TNI dan Polri memproduksi alutsista non-combatan (non senjata), seperti kapal angkutan tank, angkutan bahan bakar dan kapal bantu lainnya.

"Dengan memaksimalkan kapasitas yang dimiliki, DKB siap membangun kapal pesanan TNI dan Polri dan termasuk usaha galangan kapal (docking) yang tersebar di 10 lokasi seperti di Sabang, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang dan Banjarmasin," ujarnya.

Sementara itu, KASAL Laksamana Madya TNI Ade Supandi mengatakan, kapal Tarakan-905 ini bagian dari strategi TNI AL dalam memodernisasi peralatan yang dibangun di dalam negeri.

"Operasional TNI AL membutuhkan kapal jenis tanker yang mampu mendukung sistem logistik. Kapal jenis tanker BCM buatan Dok Kodja Bahari ini bisa menjadi standar BCM bagi TNI AL yang tidak tertutup kemungkinan bisa dilirik menjadi pemasok bagi kebutuhan militer negara lain," ujarnya.

KRI Tarakan-905 mempunyai peran strategis dan taktis tidak sebatas penyaluran bahan bakar dan pembekalan logistik cair di laut, tetapi sangat ideal sebagai kapal komando mendukung misi SAR dan beragam operasi militer selain perang.

Dengan kecepatan maksimal 18 knots, kapal ini juga memiliki jarak jelajah 7.680 nm, kapasitas muatan cair 5.500 metrik, berat daya 2.400 ton dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller.

Ia menjelaskan, penambahan kapal jenis BCM ini diharapkan secara berkesinambungan dapat menggantikan lima kapal TNI AL yang usianya sudah di atas 40 tahun.

"Pengadaan kapal BCM dilakukan bertahap untuk menambah daya tahan operasional di laut yang bisa mendukung secara penuh seluruh KRI yang dimiliki TNI AL," tegasnya.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016