Baghdad (ANTARA News) - Enam tentara Amerika Serikat, empat serdadu Inggris tewas dan satu helikopter jatuh akibat serangan terpisah di Irak, kata pasukan gabungan hari Kamis, saat Inggris bersiap menyerahkan keamanan propinsi lain kepada tentara setempat. Di antara salah satu 24 jam paling berdarah bagi tentara asing di Irak, tentara Amerika Serikat juga menyelidiki laporan bahwa helikopter Black Hawk ditembak jatuh di selatan Baghdad di kubu pejuang Sunni. Keempat tentara Inggris itu, bersama dengan seorang warga penerjemah, yang pergi dalam kendaraan sama, dibunuh di luar kota Basra, Irak selatan, dalam gugus bom jalanan, tembakan senjata ringan dan serangan granat roket. Tentara lain cedera parah dan dirawat di rumahsakit. "Kami menegaskan bahwa empat tentara Inggris dan seorang warga jurubahasa tewas akibat serangan bom jalanan terhadap peronda Warrior di Basra barat pagi ini," kata Kementerian Pertahanan di London. Letnan Kolonel Kevin Stratford-Wright menyatakan ronda itu pertama diserang lima orang bersenjata, tapi serangan itu dapat ditahan dan sedikit-dikitnya satu penyerang tertembak. Sesudah meninggalkan daerah perkotaan itu dan menuju Basra barat, satuan itu dihantam bom jalanan, diikuti tembakan senjata ringan dan granat roket, katanya kepada kantor berita Prancis AFP lewat telepon dari markasbesar Inggris di Irak selatan. "Selama serangan itu, kelima orang tersebut tewas, semua berada dalam kendaraan sama. Seorang tentara lagi di kendaraan itu terluka sangat parah," katanya. Walaupun tentara membalas menembak dari kendaraan Warrior itu, mereka tidak dapat memastikan apakah penyerang tersebut tertembak. Serangan Kamis itu merupakan yang paling mematikan terhadap pasukan Inggris di Irak sejak empat tentaranya dibunuh November lalu ketika kapal ronda mereka dihantam bom di perairan Shatt Arab. Kematian terahir itu menjadikan 140 jumlah tentara Inggris tewas di Irak sejak serbuan ke Irak pada Maret 2003. Di Bagdad, tentara Amerika Serikat juga mengumumkan kajatuhan korban baru, dengan menyatakan enam tentaranya tewas dalam dua hari terahir saat peningkatan jumlah kematian seperti itu menaikkan tekanan dalam negeri Amerika Serikat untuk menarik diri dari Irak. Lima di antara tentara itu tewas hari Rabu, yakni empat akibat bom jalanan menghantam ronda mereka di Bagdad selatan dan utara ibukota tersebut. Dua tentara lain ditembak mati pejuang di bagian timur Bagdad dalam dua hari terahir, menjadikan kehilangan tentara Amerika Serikat di Irak sejak serbuan 2003 mencapai 2.361 orang, berdasarkan atas hitungan AFP, sementara kantor berita Inggris Reuters menyebut angka 3,264 orang. Tentara Amerika Serikat juga menyelidiki laporan bahwa satu helikopter Black Hawk-nya jatuh sesudah ditembaki dari darat di kota kubu Sunni Latifiyah, 40 kilometer selatan Bagdad, kata jurubicara. Sembilan helikopter Amerika Serikat --termasuk dua yang dikelola perusahaan swasta keamanan-- jatuh di Irak sejak 20 Januari, kebanyakan akibat tembakan pejuang. Meskipun ada korban terahir, tentara Inggris bersiap menyerahkan keamanan propinsi Maysan, Irak selatan, kepada pasukan Irak ahir bulan ini. Itu akan menjadi yang keempat dari 18 propinsi Irak diserahkan kepada kendali keamanan Irak dan yang ketiga dialihkan oleh tentara pimpinan Inggris sejak Juli. "Jadwal bagi angkatan bersenjata kami menerima tanggungjawab negara dipercepat dan bulan ini, pasukan lintasnegara akan mengalihkan tanggungjawab keamanan kepada yang berwewenang di Maysan," kata kantor Perdana Menteri Nuri Maliki. Stratford-Wright juga menegaskan bahwa tentara bekerja untuk menyerahkan kekuasaan di Maysan, yang berbagi tapal batas dengan Iran, pada April. "Peralihan kepada kendali propinsi Irak itu diperkirakan bulan ini. Itu baik. Kami senang perdana menteri Irak membuat keputusan tersebut. Itu tanda kemajuan di selatan," katanya. Perdana Menteri Tony Blair mengatakan kepada parlemen pada Februari bahwa jumlah tentara Inggris di Irak mungkin turun menjadi 5.000 menjelang ahir tahun ini, dibandingkan dengan sekitar 7.200 saat ini. (*)

Copyright © ANTARA 2007