London (ANTARA News) - Daniel Sturridge menghadapi takdir dari segala karsa di laga sepak bola. Ia menggenapi peribahasa yang menulis bahwa tangan mencencang bahu memikul, yang artinya siapa yang melakukan, ia pula yang harus menanggung akibatnya.

Sturridge membela Liverpool, artinya ia telah melakukan sesuatu dan siap menerima apapun segala konksekwensinya. Pekerjaan yang baik memberi hasil yang baik; pekerjaan yang buruk atau nista memberi hasil yang buruk.

Ini yang mendera Sturridge, bahwa segala penilaian entah baik atau buruk tidak lepas dari setiap perilaku dan pekerjaan yang dilakukan.

Pengamat bola Inggris, Ian Wright menyebutkan bahwa Sturridge bakal menghadapi kesulitan tidak terkira dengan strategi yang diterapkan pelatih Liverpool, Juergen Klopp.

Klopp memberi kepercayaan kepada Sturridge hanya dalam satu pertandingan di ajang Liga Inggris musim 2016/17. Pelatih berpaspor Jerman itu lebih memilih untuk menurunkan Roberto Firmino sebagai penyerang tengah ketika Liverpool menawal Arsenal dan Tottenham Hotspur, sebagaimana dikutip dari laman the Sport Review.

Wright juga menekankam bahwa penampilan Sturridge sebagai pemain depan demikian mengesankan ketika Liverpool mengalahkan Burton Albion dengan skor 5-0 di ajang Piala Liga pekan lalu.

Wright yang mantan pemain Arsenal itu yakin bahwa boleh jadi Liverpool tidak memerlukan Sturridge. Ini menjadi bagian dari skenario masa depan klub berjuluk The Reds di bawah arahan Klopp.

"Sinergi tidak berjalan dengan mulus. Banyak orang terus berbicara mengenai bahasa pemain itu," kata Wright kepada The Sun Goals.

"Kalau saja anda mengatakan bahwa Daniel pemain muda, maka ia dapat saja berkembang pesat...hanya saja ia kini perlu memotivasi dri terus menerus. Ia harus menerima bahwa dirinya bukan lagi pemain sentral dalam tim," kata Wright.

Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016