Palembang (ANTARA News) - Fenomena alam langka gerhana Matahari cincin yang terjadi pada 1 September 2016 terlihat di 12 kota dari 17 kota yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.

Kota yang dilintasi gerhana Matahari cincin yakni Kota Lubuklinggau, Muarabeliti, Tebing Tinggi, Pagaralam, Lahat, Muaraenim, Talang Ubi, Muaradua, Baturaja, Prabumulih, Martapura, dan Kota Kayu Agung, kata Kepala seksi Data dan Informasi BMKG Kenten Palembang Indra Purnama, di Palembang, Kamis.

Gerhana Matahari cincin sudah mulai terlihat pada Kamis sekitar pukul 17.30 WIB di beberapa kota yang dilintasi tersebut.

Sementara warga Kota Palembang tidak bisa menikmati fenomena alam itu, tidak seperti saat terjadi gerhana Matahari total pada 9 Maret 2016.

Menurut dia, fenomena alam tersebut dimanfaatkan untuk meneliti iklim atau cuaca kedepannya, dan tidak memberikan dampak yang membahayakan bagi masyarakat.

"Dampak gerhana Matahari cincin itu hanya terhadap iklim, tidak membahayakan masyarakat, namun jika ingin menikmati fenomena alam itu harus menggunakan alat pelindung mata," ujarnya.

Dia menjelaskan, fenomena alam gerhana matahari cincin itu memberikan dampak pada iklim yakni terjadi pasang permukaan air laut dan sungai.

Dalam kondisi musim kemarau basah sekarang ini potensi turunnya hujan cukup besar, masyarakat diimbau agar mewaspadai pengaruh pasang permukaan air laut dan sungai yang dapat menyebabkan genangan/banjir.

Hujan yang turun dengan itensitas tinggi, dapat membuat aliran air terhambat karena adanya kenaikan permukaan air laut dan sungai, kata Indra.

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016