Semarang (ANTARA News) - Jalur kereta api (KA) di kawasan Pantura Jawa Tengah mulai normal kembali, menyusul anjlok dan tergulingnya KA Tawangjaya jurusan Jakarta-Semarang di Stasiun Surodadi, Kabupaten Tegal, Jateng, Sabtu dini hari (7/4). Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi IV Semarang, Suprapto di Semarang, Minggu malam, mengatakan sebenarnya sejak kejadian tersebut jalur Pantura sudah normal, karena KA Tawangjaya yang anjlok di jalur tiga Stasiun Surodadi, selama ini jarang dilewati KA. Jalur utamanya adalah lintasan satu, tetapi saat terjadi peristiwa, jalur ini digunakan untuk proses evakuasi, baik untuk penumpang maupun gerbong KA yang anjlok dan terguling. "Sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari, proses evakuasi gerbong KA sudah selesai dilakukan dan sejak itu jalur kembali normal. Artinya kereta api yang melalui jalur satu sudah bisa berjalan dengan kecepatan maksimal," katanya. Ia menambahkan memang sejak kecelakaan terjadi hingga proses evakuasi, jalur satu bisa dilalui kereta api, tetapi kecepatannya tidak bisa maksimal. Ketika ditanya gerbong yang anjlok dan terguling di areal persawahan di sekitar Stasiun Surodadi, dia menjelaskan semua gerbong sudah bisa dievakuasi Sabtu malam dan kini dibawa ke Balai Yasa Tegal untuk diperbaiki. "Semua alat berat untuk mengangkut gerbong yang terguling juga sudah dialihkan dari lokasi kejadian," katanya. Di sisi lain, dia menambahkan untuk meringankan penderitaan penumpang yang meninggal dunia akibat musibah tersebut, PT KAI memberi uang duka kepada keluarga, masing-masing Rp1 juta. "Pemberian itu hanya uang duka, sedangkan santunan akan diberikan oleh PT Jasa Raharja, termasuk korban yang mengalami luka dan kini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Texin Kota Tegal," katanya. KA Tawangjaya jurusan Pasar Senen (Jakarta)-Stasiun Poncol (Semarang), Sabtu dini hari pukul 03.05 WIB anjlok dan terguling di Stasiun KA Surodadi Kabupaten Tegal Jateng, mengakibatkan dua penumpang meninggal dunia dan puluhan luka. (*)

Copyright © ANTARA 2007