Semarang (ANTARA News) - Ada nuansa lain dengan penampilannya di acara "Empat Mata" yang ditayangkan stasiun televisi Trans7, ketika Tukul Arwana menjadi host pada acara "Empat Bibir" yang digelar koran sore Wawasan, di Hotel Grand Candi, Semarang, Minggu (8/4) malam. Kosakata "katrok", "kutukupret", "tak sobek-sobek" yang biasa diucapkan pelawak asal Perbalan, Purwosari, Kota Semarang, ini nyaris tak terdengar. Tukul Riyanto, nama asli pria kelahiran 16 Oktober 1963 ini, lebih memilih "tak sowek-sowek". Itu pun hanya diucapkan sekali setelah rekannya pelawak Polo mengingatkan agar dia tidak memakai istilah "tak sobek-sobek". Meski malam itu Tukul tidak ditemani Ngatini alias Vega, Ngatiyem alias Dian, dan Peppy, ruang pertemuan di hotel berbintang empat itu terdengar gelak hadirin yang mengikuti prosesi puncak peringatan HUT Ke-21 Wawasan. Acara yang menggunakan kemasan "Empat Bibir" ini menampilkan "bintang tamu" Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs. H. Ali Mufiz, M.P.A., Direktur Utama PT Sido Muncul Irwan Hidayat, dan Pemimpin Umum Harian Suara Merdeka Ir. H. Budi Santoso yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Sejak Tukul melemparkan pertanyaan kepada bintang tamu seputar euforia di dunia pers pasca-Orde Baru, pemilihan gubernur, dan jamu, pelawak ini jarang memperolok-olok dirinya sendiri, seperti halnya yang dilakukan ketika dia sebagai pembawa acara "Empat Mata". Begitu pula ketika Ali Mufiz meminta dirinya untuk meramaikan bursa calon Gubernur Jawa Tengah 2008-2013, Tukul yang asli Wong Semarang ini dengan tegas menolak. "Apalagi yang saya cari, terkenal sudah dan uang pun sudah cukup. Ya saya cukup sebagai pelawak saja," katanya tanpa memperolok-olok dirinya sendiri. Ketenaran yang kini dia raih juga tidak membuatnya lupa diri dan tergiur untuk menerima tawaran sebagai kader politik maupun menikah lagi. "Saya jadi begini kan karena doa istri dan anak, kenapa harus menikah lagi," kata bapak seorang anak ini. (*)

Copyright © ANTARA 2007