Kuala Lumpur (ANTARA News) - Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA membuka kembali biro luar negerinya di Kuala Lumpur Malaysia setelah sempat ditutup tahun 1999. Pembukaan itu dilakukan bersamaan dengan pelantikan Kabiro ANTARA di Kuala Lumpur yang baru dilakukan oleh Pemimpin Umum Asro Kamal Rokan disaksikan Wakil Dubes RI untuk Malaysia A Mohamad Fachir dan pimpinan ESQ Ary Ginandjar Agustian, Senin, di Kuala Lumpur. Dalam sambutannya, Asro Kamal Rokan mengatakan, dengan dibukanya lima biro di luar negeri yakni Kuala Lumpur Malaysia, New York Amerika, Canberra Australia, Beijing Cina dan Tokyo Jepang maka ANTARA makin memperkokoh sebagai jendela Indonesia di luar negeri. "Pembukaan Biro di Kuala Lumpur Malaysia ini sangat strategis mengingat hubungan antara kedua negara dan bangsa ini sangat erat karena serumpun dan banyak hubungan ekonomi, politik maupun kebudayaan," katanya. Pers dapat membuka cara pandang masyarakat. Apa yang ditulis hitam oleh pers maka hitamlah pendapat masyarakat. Apa yang ditulis putih maka putihlah pandangan masyarakat," kata Asro pemimpin umum ANTARA. Dalam kesempatan itu, Asro mengemukakan bahwa hubungan kedua kepala negara antara Indonesia-Malaysia sangat erat, oleh karena itu di level bawah juga harus mengikutinya. Pers sangat berperan dalam hal ini. "Pagi tadi saya membaca berita sembilan pencopet asal Indonesia ditangkap," katanya. Sementara itu, Wakil Dubes Indonesia Mohamad Fachir mengatakan, "Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Semestinya sudah dari dulu ANTARA membuka biro di Kuala Lumpur mengingat kepentingan pemberitaan dan kepentingan Indonesia sangat kuat di sini." "Suatu penghargaan bagi kami pelantikan Kabiro ANTARA dilakukan di KBRI. Saat ini peran media massa sangat instrumental dalam pembangunan opini masyarakat," tambah dia. Dalam kesempatan itu, Fachir mengatakan, pemberitaan media massa Malaysia yang dinilai kurang proporsional sehingga membuat jarak antara hubungan kedua negara dan bangsa semakin jauh. "Sebagai satu rumpun Melayu janganlah saling merendahkan bangsa dan negara lain. Jika membaca koran-koran Malaysia, saya selaku deg-degkan. Jangan-jangan ada berita orang Indonesia yang jelek," kata Fachir. Dalam rangka 50 tahun hubungan Indonesia-Malaysia ini merupakan momentum untuk saling menghargai sesama bangsa dan negara yang bertetangga.(*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007