Temuan-temuan, sebagaimana didokumentasikan setelah kematian, bersifat tidak spesifik, dan setiap abnormalitas, mungkin dapat disebabkan oleh proses dekomposisi atau pembusukan setelah kematian
Jakarta (ANTARA News) - Richard Byron Collins, ahli patologi forensik yang dihadirkan tim kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, mengatakan bahwa temuan yang didokumentasikan setelah kematian Wayan Mirna Salihin bersifat tidak spesifik.

"Temuan-temuan, sebagaimana didokumentasikan setelah kematian, bersifat tidak spesifik, dan setiap abnormalitas, mungkin dapat disebabkan oleh proses dekomposisi atau pembusukan setelah kematian," katanya dalam lanjutan sidang Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis.

Robert menjelaskan, sianida yang berjumlah 0,2 miligram per liter yang diambil dari sampel isi lambung Mirna tiga hari setelah kematian, juga berpotensi muncul akibat proses-proses pascakematian.

"Tidak adanya sianida di dalam sampel isi lambung yang diambil tak lama setelah kematian, dan adanya sianida dalam sampel isi lambung tiga hari sesudahnya, maka dapat diasumsikan bahwa penjelasan paling mungkin terdapatnya sianida 0,2 miligram per liter, adalah karena terjadinya suatu proses setelah kematian yang menyebabkan sianida yang aslinya tidak ada menjadi ada," katanya.

Kemungkinannya, menurut Richard, antara lain karena sianida berkadar normal di dalam darah telah masuk ke lambung, atau sianida terbentuk akibat proses-proses lainnya setelah kematian.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016