...investasi baru bisa lebih cepat diterima ketimbang memperbaiki investasi eksisting. Padahal, jika yang eksisting bisa melakukan perbaikan dengan solusi yang benar, hasilnya bisa sama canggihnya seperti proyek investasi baru."
Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan pembangkit listrik General Electric (GE) Power Indonesia mengincar potensi 10.000 megawatt pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menggunakan bahan bakar batubara untuk bisa ditingkatkan kapasitasnya.

"Kami sudah mengidentifikasi pembangkit listrik batubara yang potensial kami upgrade itu bisa mencapai 10.000 megawatt dalam lima sampai 10 tahun ke depan," kata Sales Account Director, Power Services GE Power Indonesia I Putu Satria Ascita Jaya di Jakarta, Kamis.

Putu menuturkan hingga saat ini kapasitas terinstal perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat itu telah mencapai 11.000 megawatt. Ada pun potensi 10.000 MW pengelolaan pembangkit listrik yang diincar nantinya juga dapat berasal dari perusahaan lainnya.

Menurut dia, pembangkit listrik batubara menjadi incaran lantaran masih banyak proyek pembangkit tersebut yang terkendala.

"Saya lihat sekarang beberapa pembangkit listrik batubara itu tidak sukses, banyak terkendala. Itu yang kami lihat bisa jadi potensi yang bisa ditawarkan karena kami bisa memperbaiki output, efisiensi, availability (ketersediaan) dan kapabilitas pembangkit," katanya.

Alasan lainnya juga adalah karena pembangkit listrik batubara memegang porsi paling besar dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016-2025 sebesar 34,8 GW.

Putu mengklaim, divisi bisnis layanan pengelolaan pembangkit listrik (power services) yang ditawarkan perusahaan merupakan solusi menyeluruh atas kebutuhan percepatan program pembangkit listrik 35.000 MW yang jadi prioritas pemerintah.

Menurut dia, setelah mengakuisisi perusahaan pembangkit listrik asal Prancis, Alstom, akhir 2015 lalu, pihaknya dapat memperluas portofolio usaha yang dapat mendukung program pemerintah.

Portofolio perusahaan dalam pengelolaan pembangkit listrik mencakup komponen turbin gas dan uap, generator, "heat recovery steam generator" (HRSG) hingga sistem pembangkit listrik maupun aksesorisnya.

"Kami ada repowering dengan kapabilitas luas yang memberi hasil efisien, terpercaya dan ketersediannya tinggi," katanya.

Kendati demikian, lanjut Putu, pihaknya mengaku masih ada tantangan dalam optimalisasi bisnis pengelolaan pembangkit listrik yang dijalankan perusahaan.

Namun, ia mengaku akan terus berupaya melakukan pengembangan bisnis pengelolaan pembangkit listrik di Indonesia.

"Tantangan di Indonesia ini adalah bahwa investasi baru bisa lebih cepat diterima ketimbang memperbaiki investasi eksisting. Padahal, jika yang eksisting bisa melakukan perbaikan dengan solusi yang benar, hasilnya bisa sama canggihnya seperti proyek investasi baru," pungkasnya.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016