Cibinong, Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Mei mendatang dijadwalkan akan meresmikan dua gedung baru di komplek Cibinong Science Center (CSC) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), yakni "Herbarium Bogoriense" dan Mikrobiologi. Dengan luas sekitar 189,6 hektar, CSC LIPI yang merupakan kawasan zona hijau, yang sebelumnya bernama Life Science Center LIPI, oleh Presiden RI I, Soekarno dicanangkan sebagai kompleks penelitian sejak 1964 dan kini dikembangkan menjadi acuan perkembangan penelitian hayati di Indonesia. Berkaitan dengan peresmian dimaksud, jurubicara LIPI, Heni Rosmawati MSi kepada ANTARA, Jumat pagi, menjelaskan bahwa pihaknya mengundang pers untuk melihat dua gedung baru tersebut, yang semula keberadaannya di Jalan Djuanda, Kota Bogor, yang kini sudah tidak memungkinkan untuk pengembangan. Penanggungjawab kepindahan, Dr Eko Baroto Walujo, yang juga Kepala Bidang Botani Puslit Biologi LIPI menyatakan bahwa proses kepindahan, baik koleksi, peralatan hingga staf penelitinya sudah hampir mencapai 100 persen. "Selama proses perpindahan itu, yang paling sulit adalah memindahkan koleksinya karena harus hati-hati, steril dan tidak boleh terguncang," katanya. Ia mengemukakan khusus untuk koleksi herbarium yang jumlahnya mencapai jutaan, yang tersusun berdasarkan alfabet dan dikelompokkan berdasarkan pulau, tidak boleh ada yang terselip atau tercecer. "Kalau ada satu lembar saja yang tercecer, maka harus menata ulang dan bahkan membongkarnya lagi," kata Eko Baroto Walujo. Sementara itu, Kepala Puslit Biologi LIPI, Dr Dedy Darnaedi menambahkan gedung baru yang dibangun mulai 1 April 2005 itu dibangun atas hibah pemerintah Jepang, dan pembangunannya telah selesai pada Maret 2007, dimana gedung itu akan menampung seluruh koleksi herbarium dan "cultur collection" mikroba. Menurut dia, keberadaan gedung baru dan peralatan penelitiannya yang modern itu sangat berarti guna menyingkap kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia. "Peralatan penelitian modern seperti analisa DNA, protein, mikroba dan enzym, memampukan para peneliti kita untuk lebih menyibak potensi yang terkandung dalam flora dan fauna Indonesia," katanya. Diakuinya bahwa tanpa peralatan modern tersebut, sebelumnya peneliti hanya mampu mengetahui jenis dan macam koleksi saja. Sebelumnya, gedung "Herbarium Bogoriense" dan Mikrobiologi yang menyimpan jutaan koleksi contoh tumbuhan dan ribuan mikroba menempati bangunan yang menyatu dengan Puslit Biologi di Jl Ir H Djuanda, Kota Bogor. Koleksinya meliputi herbarium kering, herbarium basah, tumbuhan fosil, hingga tumbuhan berbiji serta mikroba jamur. (*)

Copyright © ANTARA 2007