Kota Meksiko (ANTARA News) - Senat Meksiko mulai mempertimbangkan pengesahan hak untuk mati bagi pasien (euthanasia), Kamis, dan menambah ruang bagi gerakan kebebasan di negara itu, termasuk saksi bagi pernikahan sipil pasangan sejenis dan aborsi. Pendukung undang-undang itu mengatakan bahwa peraturan itu akan memberikan izin untuk menghentikan perawatan kesehatan bagi pasien penyakit parah dan mengakhirinya dengan eksekusi dokter atas permintaan pasien untuk menghentikan peralatan kesehatan yang menyebabkan mereka tetap hidup. "Kami ingin memberi siapapun juga haknya untuk mati secara terhormat karena kematian adalah kebebasan asasi manusia," kata senator Lazaro Mazon, seorang dokter bedah. Mazon mengatakan bahwa dia telah mendapat dukungan yang cukup untuk persetujuan dan berharap pemungutan suara dilakukan dalam dua pekan. Langkah itu kemudian harus memperoleh persetujuan dari Kongres dan ditandatangani oleh Presiden meksiko Felipe Calderon. Calderon, seorang konservatif, adalah anggota gereja Katolik yang vokal, yang mengeluarkan protes atas gerakan kiri itu, termasuk usulan ibukota untuk mengesahkan aborsi dan pernikahan sipil kaum gay di sana dan di kota utara perbatasan negara. Namun, Mazon mengatakan bahwa dia telah mendengar adanya indikasi dukungan dari para senator di partai presiden dan diyakini Calderon akan mengikuti hal itu. Meksiko baru-baru ini meminta hukuman penjara yang lebih lama bagi siapapun yang membantu pasien untuk mengakhiri hidupnya, tidak peduli seberapa sakit sang pasien. Berdasarkan proposal undang-undang itu, euthanasia aktif, termasuk suntikan mati, akan tetap tidak sah, demikian laporan Reuters.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007