Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total emisi surat utang atau obligasi dan sukuk sebanyak 59 emisi dari 41 emiten dengan nilai Rp84,15 triliun sejak awal tahun hingga 27 Oktober.

Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Group 1 BEI I gede Nyoman Yetna dalam siaran pers, Kamis, mengemukakan jumlah itu bertambah seiring dengan pencatatan obligasi berkelanjutan III BFI Finance Indonesia tahap I tahun 2016 dengan nilai nominal Rp1 triliun.

Ia menjelaskan, obligasi berkelanjutan III BFI Finance Indonesia tahap I tahun 2016 itu terdiri atas seri A (BFIN03ACN1) dengan nilai nominal Rp317 miliar dan jangka waktu 370 hari kalender, seri B (BFIN03BCN1) dengan nilai nominal Rp550 miliar yang berjangka waktu tiga tahun, dan seri C (BFIN03CCN1) dengan nilai nominal Rp133 miliar dengan jangka waktu lima tahun.

"Hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia (Fitch) untuk obligasi itu adalah A+(idn) (single A plus). Sementara bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk," katanya.

Dengan pencatatan itu, ia mengatakan, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 305 emisi dengan nilai nominal Rp295,53 triliun dan 50 juta dolar AS yang diterbitkan oleh 102 emiten.

Sementara surat berharga negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 94 seri dengan nilai nominal Rp1.740,60 triliun dan 1.240 juta dolar AS. Selain itu ada enam Efek Beragun Aset (EBA) senilai Rp2,22 triliun.

Direktur Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Wahyu Trenggono sebelumnya mengatakan penghimpunan dana melalui penerbitan obligasi pada 2016 cukup marak seiring dengan tren penurunan suku bunga acuan.

"Kebijakan Bank Indonesia yang memangkas suku bunga acuan akan membuat biaya dana penerbitan obligasi menjadi lebih murah," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, kondisi itu juga akan membuat imbal hasil obligasi di dalam negeri menjadi turun dan akan mendorong harga obligasi meningkat.



Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016