Dhaka (ANTARA News) - Perdana menteri Bangladesh terakhir, Khaleda Zia, menyetujui permintaan pemerintah negaranya yang didukung militer bahwa dia akan meninggalkan Bangladesh 22 April, kata seorang pembantunya, Rabu. Zia adalah salah satu tokoh tingkat tinggi yang akan ditargetkan oleh pemerintah sementara Bangladesh, di tengah aksi penumpasan korupsi besar-besaran dan pembersihan sistem politik di negara tersebut. "Dia telah diminta untuk meninggalkan negaranya pada 22 April," kata seorang pembantu dekatnya kepada AFP dengan syarat namanya tidak disebutkan. Ia menambahkan, bahwa Zia akan meninggalkan Bangladesh menuju Arab Saudi sebelum batas-waktu yang diberikan, Ahad. Para pejabat dan pembantu dekat Zia mengatakan, sebelumnya Zia telah menyepakati untuk segera kembali untuk menjenguk kedua anak lelakinya yang menghadapi tuduhan kasus korupsi dan pemerasan. Harian Amar Desh berbahasa Bengali, yang dimiliki oleh sekretaris politik Zia, Rabu melaporkan bahwa Zia akan meninggalkan Bangladesh dengan keluarga dari anak bungsunya, Arafat Rahman. Suratkabar Ittefaq juga mengatakan, Zia, 61 tahun, dan enam anggota keluarganya telah mendapat visa dari kedutaan besar Arab Saudi. Zia menjabat perdana menteri sampai lima tahun masa jabatannya berakhir pada Oktober, dan bersama dengan pesaingnya, Sheikh Hasina Wajed, dikecam telah menjerumuskan negara ke dalam kekacauan politik. Kedua perempuan itu memerintah Bangladesh sejak demokrasi diberlakukan pada tahun 1991. Pemerintah sementara yang didukung militer kemudian mengambil alih kekuasaan pada Januari lalu, setelah Presiden Iajuddin Ahmed mengumumkan bahwa negara dalam keadaan darurat, dan menunda rencana pemilihan umum pada bulan-bulan berikutnya karena aksi kekerasan politik antara para pendukung setia kedua wanita tersebut. Aksi penumpasan berikutnya menunjukkan bahwa belasan pejabat tinggi dari Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) pimpinan Zia dan Liga Awami pimpinan Hasina ditahan. Zia sendiri telah dikenakan tahanan rumah sejak pekan lalu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007